Sabtu 25 Oktober 2025
MISKIN TAPI KAYA (1)
Bacaan Sabda : Pengkhotbah 11:9 – 12
“Bersukarialah, hai pemuda, dalam kemudaanmu, biarlah hatimu bersuka pada masa mudamu, dan turutilah keinginan hatimu serta pandangan matamu, tetapi ketahuilah bahwa karena segala hal ini Allah akan membawa engkau ke pengadilan.” (Pengkhotbah 11:9)
Manusia memiliki tiga periode perjalanan hidup :
- Periode pertama adalah “dahulu aku muda.”
- Periode kedua adalah “sekarang aku tua.”
- Periode ketiga adalah “kelak entah kapan aku mati.”
Periode pertama adalah masa muda, yaitu masa yang masih miskin pengalaman masa lalu, tetapi kaya akan masa depan. Dua lagu pop Indonesia yang akrab dengan masa ini adalah “Bunda Piara” dan “Kisah Kasih di Sekolah.” Pada masa muda, seseorang belum banyak merasakan “asam garam” kehidupan, karena masih menikmati “manis gurihnya” hidup. Namun, anak muda memiliki masa depan yang kaya dengan berbagai kemungkinan. Banyak hal bisa dilakukan untuk menata dan meraih masa depan.
Sayangnya, ada anak muda yang justru takut menghadapi masa depan. Mereka melihat masa depan begitu suram dan menganggapnya hanya milik orang-orang tertentu: mereka yang berbakat ganda atau memiliki multi talenta. Akibatnya, talenta yang ada malah disembunyikan, tidak dikembangkan. Padahal, satu talenta yang digarap dengan baik jauh lebih berharga daripada seribu talenta yang dipendam.
Ada pula kelompok anak muda yang tidak takut, tetapi bersikap masa bodoh terhadap masa depan. Mereka memiliki banyak kesempatan, namun tidak memanfaatkannya untuk memperkaya masa depan mereka. Benar bahwa masa muda adalah waktu yang tepat untuk hidup bebas dan bersukacita, tetapi jangan sampai bersikap acuh tak acuh terhadap hari depan.
Allah menghendaki kaum muda menikmati masa muda mereka. Namun, kebebasan dan sukacita itu harus tetap terkendali oleh kesadaran bahwa Allah meminta pertanggungjawaban atas seluruh perbuatan kita. Kehidupan yang tidak dikendalikan oleh firman Tuhan akan membuat anak muda yang sejatinya kaya masa depan kehilangan kekayaan itu.
Meskipun masa muda adalah masa kebebasan, justru saat itulah kita harus terus mengingat Allah, Sang Pemberi masa depan yang kaya. Tidak perlu takut menghadapi masa depan, tetapi juga jangan bersikap masa bodoh. Sebaliknya, gunakanlah waktu dan potensi yang ada untuk menata masa depan.
Firman Tuhan berkata: “Ingatlah akan Penciptamu pada masa mudamu.” Mengingat di sini bukan sekadar soal memori, melainkan keterlibatan diri sepenuhnya. Ketika Allah “mengingat Abraham,” Ia melibatkan diri dalam pergumulan Abraham. Demikian pula, anak muda yang dalam kebebasannya tetap “mengingat Penciptanya” berarti ia melibatkan diri dalam kehendak Allah. Rancangan Allah pun nyata memberikan masa depan yang cerah bagi setiap anak muda yang memang kaya masa depan. MT
Masa muda kaya potensi; ingat Allah, gunakan talenta, raih masa depan.




