Kamis 23 Oktober 2025
MENINGGALKAN HARTA YANG INDAH UNTUK MEMASUKI NEGERI YANG INDAH
Bacaan Sabda : 2 Timotius 1:14-18
“Peliharalah harta yang indah, yang telah dipercayakan-Nya kepada kita, oleh Roh Kudus yang diam di dalam kita.” (2 Timotius 1:14)
Renungan kita hari ini menyoroti salah satu peristiwa paling menyedihkan dalam kehidupan Rasul Paulus. Saat tidak ada lagi harapan untuk keluar dari penjara di Roma, ia ditinggalkan oleh para hamba Tuhan yang sudah cukup lama menjadi rekan sekerjanya. Paulus menderita demi Injil yang dicintainya, bahkan rela mati karenanya. Namun, yang paling menyedihkan baginya bukan hanya ditinggalkan, melainkan juga karena banyak orang yang meninggalkan Injil. Itulah sebabnya ia berkata: “Engkau tahu bahwa semua mereka yang di Asia Kecil berpaling daripadaku…” (ayat 15).
Jelaslah bahwa Rasul Paulus menghadapi pencobaan dan kesulitan berlapis—ibarat pepatah: “sudah jatuh tertimpa tangga pula.” Namun, sangat menarik untuk melihat bagaimana Paulus menghadapinya.
Sekalipun menghadapi kesulitan berlapis-lapis, Paulus tidak kecewa dan tidak menyesal menjadi pelayan Kristus serta pemberita Injil. Ia tetap yakin bahwa Kristus akan memelihara Injil dan pelayanannya. Ia percaya akan selalu ada hamba-hamba Tuhan yang setia, seperti Timotius. Allah tidak akan pernah kekurangan orang yang rela diutus untuk memberitakan dan memelihara Injil.
Masih ada Onesiforus, yang berulang kali menjenguk dan menghibur Paulus di penjara. Tidak perlu banyak; satu orang saja yang peduli sudah cukup menjadi alasan untuk bersyukur kepada Tuhan. Melihat bagaimana Paulus mampu tetap bersyukur di tengah kesulitan berlapis membuat penulis merasa malu.
Bukankah sering kali, ketika mengalami sedikit saja penolakan, kita sudah merasa kecewa? Betapa cengengnya penulis ini… Padahal penulis begitu menyukai sebuah kidung rohani:
- “Saat ku dalam kesesakan, yang kuharap hanya Kau, Tuhan.
- Saat badai hidup menerpa, masih ada Tuhan bagiku.
- Saat semua jalan tertutup, tiada yang sanggup menolong.
- Saat air mata tercurah, masih ada Tuhan bagiku.”
Ya, masih ada Tuhan bagiku—bahkan, Tuhan akan selalu ada bagiku.
Apa yang dialami Paulus pada suatu saat bisa juga kita alami, jika kita setia kepada ajaran Alkitabiah dan hidup berdasarkan firman Tuhan. Seperti Paulus yang tetap setia kepada Injil dan hidup sesuai firman Tuhan sampai mati. Ia meninggalkan warisan yang indah, yaitu Injil, yang pasti akan diteruskan oleh generasi berikutnya meskipun ia harus mati. Namun, ia juga melangkah masuk ke negeri yang indah—surga—yang kelak akan diikuti oleh semua pengikut Kristus yang setia. MT
Tetap setia dan bersyukur dalam penderitaan, sebab Kristus memelihara dan menguatkan hamba-Nya sampai akhir.




