Jumat 26 September 2025
MENGHIDUPKAN YANG SUDAH HAMPIR MATI
Bacaan Sabda : Wahyu 3:1-6
“Bangunlah, dan kuatkanlah apa yang masih tinggal yang sudah hampir mati, sebab tidak satu pun dari pekerjaanmu Aku dapati sempurna di hadapan Allah-Ku.” (Wahyu 3:2)
Matius 12:20: “Buluh yang patah terkulai tidak akan diputuskan-Nya, dan sumbu yang pudar nyalanya tidak akan dipadamkan-Nya, sampai Ia menjadikan hukum itu menang.”
Jemaat di Sardis rupanya sedang berada dalam kondisi seperti buluh yang patah terkulai dan sumbu yang hampir padam. Firman Tuhan menyatakan bahwa jemaat ini dikatakan hidup, padahal sebenarnya sudah mati. Mereka mati secara rohani karena hanya sedikit saja yang masih setia kepada Injil.
Sardis adalah kota kaya, terkenal sebagai penghasil wol, sekaligus pusat pemujaan kepada kaisar. Pada tahun 17 M, kota ini hancur total karena gempa bumi, tetapi pada sekitar tahun 90 M—saat surat ini ditulis—Sardis telah bangkit kembali menjadi kota yang makmur. Namun sering kali, kekayaan sebuah kota justru menyeret penduduknya, termasuk jemaat, kepada kemunduran rohani.
Jemaat Sardis tetap giat melakukan pelayanan, tetapi pekerjaan mereka tidak ada yang sempurna. Artinya, tidak ada pelayanan yang benar-benar tuntas atau berkenan di hadapan Tuhan. Akhirnya, mereka terseok-seok, bagaikan buluh yang terkulai dan sumbu yang berasap, hampir padam.
Namun demikian, masih ada secercah harapan. “Tetapi di Sardis ada beberapa orang yang tidak mencemarkan pakaiannya; mereka akan berjalan dengan Aku dalam pakaian putih, karena mereka adalah layak untuk itu” (ayat 4). Sepanjang sejarah gereja, selalu ada segelintir orang dalam jemaat yang hidup sesuai dengan Firman Tuhan, meskipun mayoritas telah menyimpang. Dunia memang selalu menarik orang percaya untuk hidup secara duniawi, tetapi Tuhan tetap berkarya melalui mereka yang berusaha mengabdi dengan murni kepada Kristus.
Gereja bisa saja tercemar oleh keduniawian hingga tampak seperti buluh yang patah, tetapi jika masih ada yang setia, Tuhan akan menegakkan buluh itu kembali hingga berdiri kokoh. Gereja bisa saja hampir padam, hanya berasap, tetapi jika ada yang tetap setia, Tuhan akan membuat sumbu itu kembali menyala.
Ada sebuah kisah tentang gereja di Eropa yang hampir kosong karena jemaat merasa gereja tidak lagi relevan. Namun, beberapa oma dan opa setia terus berdoa dengan tekun. Doa mereka tidak sia-sia; perlahan-lahan gereja tersebut kembali ramai didatangi jemaat. Gereja bisa saja tampak sepi dan hampir mati, tetapi jika masih ada yang setia mendoakannya, kebangunan rohani bisa terjadi kembali. MT
Jangan pernah berhenti membangun diri karena pencapaian yang kita perjuangkan adalah hidup seperti Yesus.