Kamis 18 September 2025
ADA APA DENGAN ORANG KAYA ?
Bacaan Sabda : Lukas 18:24-25
“Lalu Yesus memandang dia dan berkata: ”Alangkah sukarnya orang yang beruang masuk ke dalam Kerajaan Allah. Sebab lebih mudah seekor unta masuk melalui lobang jarum dari pada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah.” (Lukas 18:24-25)
Yakobus sama sekali tidak bermasalah dengan orang kaya. Ia juga tidak pernah mengatakan bahwa menjadi kaya adalah dosa. Bukankah Abraham seorang yang kaya? Namun ia hidup berjalan bersama Allah. Allah memberkati Abraham dengan kekayaan, bahkan menjadikannya berkat bagi seluruh dunia. Hanya saja, Yakobus prihatin terhadap sikap orang kaya yang mementingkan diri sendiri.
Jangan salah! Banyak juga orang miskin yang mementingkan diri sendiri. Lukas 18:24–25 berisi salah satu pernyataan Tuhan Yesus yang sangat mengejutkan tentang orang kaya. Hampir tidak mungkin orang kaya hidup dengan nilai-nilai kerohanian Kristen, sebab lebih mudah seekor unta masuk melalui lubang jarum daripada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Sorga.
Karena itu, berbahagialah saudara yang kaya tetapi tetap menjadi pengikut Kristus. Saudara telah berhasil menguasai kekayaan saudara, sama sulitnya seperti seekor unta melewati lubang jarum. Teguran keras Yakobus terhadap orang kaya tentu tidak berlaku bagi semua orang kaya, melainkan kepada mereka yang memperoleh kekayaan dengan cara yang bertentangan dengan kehendak Tuhan.
Dalam beberapa perumpamaan, Tuhan Yesus menghormati hak milik dan keuntungan pribadi yang diperoleh dengan cara yang benar. Namun, Ia juga menegur mereka yang berusaha mendapatkan kekayaan dengan cara-cara berdosa demi maksud yang tidak halal. Yakobus menjelaskan kesalahan itu melalui berbagai fakta.
Sering kali orang kaya menahan upah pekerjanya, atau memberi upah yang tidak layak untuk hidup. Bukan hanya itu, mereka juga menggunakan kuasa politik dan hukum untuk menindas orang miskin, bahkan menyeret mereka ke pengadilan. Memperoleh kekayaan dengan cara berdosa sudah buruk, tetapi menggunakan kekayaan itu dengan cara yang berdosa adalah hal yang jauh lebih buruk.
“Menabung tentu saja baik,” sebab bukan anak-anak yang menanggung orangtua, melainkan orangtua yang menanggung anak-anak (2 Korintus 12:14). Namun demikian, kita juga perlu “mengumpulkan harta di sorga” dengan cara menolong orang miskin dan mendukung pelayanan gereja.
Orang kaya berpikir bahwa kekayaan cukup untuk menjadi jaminan hidup, tetapi Allah berpikir berbeda. Kepada orang yang memperkaya diri dengan cara berdosa dan menggunakannya untuk kejahatan, Dia berkata: “Merataplah atas sengsara yang akan menimpa kamu.” MT
Kaya itu adalah perolehan, hidup dekat dengan Allah adalah pergumulan.