Selasa 16 September 2025
SAATNYA MENGHALAU PERTENGKARAN
Bacaan Sabda : Yakobus 4:1-12
“Rendahkanlah dirimu di hadapan Tuhan, dan Ia akan meninggikan kamu.” (Yakobus 4:10)
Mazmur 133:1 “Sungguh, alangkah baiknya dan indahnya, apabila saudara-saudara diam bersama dengan rukun.” Memang sangat menyenangkan apabila hidup bersama dalam kasih, selaras, dan harmoni. Namun, kenyataannya sering kali terjadi sebaliknya. Lot bertengkar dengan Abraham (Kej. 13), Absalom bertengkar dengan ayahnya, Daud (2 Sam. 13–18). Murid-murid Tuhan Yesus pun memperdebatkan siapa yang terbesar di antara mereka (Luk. 9:46–48).
Jika kita melihat lebih jauh dalam 1 Kor. 6:1–8 dan 14:23–40, kita menemukan adanya perselisihan dalam jemaat: persaingan terbuka dalam pertemuan-pertemuan, bahkan saling menuntut di meja pengadilan. Orang-orang percaya di Galatia pun “Saling menggigit dan saling menelan” (Gal. 5:15). Rupanya, penerima surat Yakobus juga menghadapi permasalahan serupa.
Yakobus menjelaskan bahwa sumber pertengkaran di tengah orang percaya adalah iblis, tetapi orang-orang percaya turut mengambil alih dan berkontribusi, sehingga pertengkaran terjadi. Betapa tidak masuk akal, karena di dalam jemaat muncul perbedaan si kaya dan si miskin. Padahal keadaan ini seharusnya disyukuri, sebab si miskin dan si kaya sama-sama bertemu Tuhan yang menjadikan dan menyatukan mereka. Pertengkaran dalam gereja penerima surat Yakobus terjadi karena perebutan kedudukan.
Banyak yang ingin menjadi pemimpin dan pengajar. Setiap orang merasa gagasan, cara, dan pendapatnyalah yang paling benar. Ambisi dan kepentingan diri sendiri menguasai pertemuan, bukannya saling menghormati dan menunjukkan kerendahan hati rohani. Alangkah malangnya gereja yang demikian, yang saling berselisih: pemimpin melawan pemimpin, jemaat melawan jemaat, persekutuan melawan persekutuan.
Dengan kasih yang mendalam, Yesus berdoa: “Supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita, supaya dunia percaya bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku” (Yoh. 17:21). Yakobus menegaskan ada tiga sumber pertengkaran yang harus dibuang, yaitu dunia, hawa nafsu, dan kepentingan diri sendiri. Dan ada satu yang harus dilawan serta diusir, yaitu iblis.
Cara membuang tiga sumber pertengkaran itu adalah dengan tunduk kepada Firman dan hidup dekat dengan Yesus. Adapun cara melawan dan mengusir iblis adalah dengan meningkatkan kehidupan penyembahan dan doa. Yakobus sendiri memiliki kehidupan doa yang kuat. Setiap kali ia berdoa, ia berlutut, sehingga lututnya menjadi tebal dan keras seperti lutut unta. Karena itu, ia dijuluki Oblias yang dalam bahasa Yunani berarti “Benteng umat.” Yakobus juga dikenal sebagai Sahabat yang benar karena ia tidak pernah memiliki musuh. Maka, surat Yakobus ini berlaku juga bagi kita pada masa kini. Sangat layak untuk ditaati. MT
Kurang hingga hilangkan permusuhan tetapi bangunlah persaudaraan.