Jumat 05 September 2025
PENGHARAPAN SEJATI DAN ABADI
Bacaan Sabda : Matius 24:1-14
“Tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat. Dan Injil Kerajaan ini akan diberitakan di seluruh dunia menjadi kesaksian bagi semua bangsa, sesudah itu barulah tiba kesudahannya.” (Matius 24:13-14)
Dalam percakapan Tuhan Yesus dengan murid-murid-Nya, terkesan bahwa kedatangan Yesus yang kedua dan kesudahan dunia akan digenapi pada zaman para rasul. Namun, hal ini tidak hanya berlaku pada zaman mereka, melainkan di setiap zaman sejak berdirinya gereja hingga sekarang. Selalu ada pengharapan yang sama, dan sudah ribuan tahun, dari generasi ke generasi, pengharapan itu tetap terjaga. Anak-anak Tuhan yang setia selalu berharap Tuhan Yesus datang pada zamannya.
Kedatangan Yesus hendaklah menjadi pengharapan sejati semua pengikut Kristus sepanjang zaman. Rasul Paulus mengungkapkan keyakinannya dalam 1 Korintus 15:51–52:
“Sesungguhnya aku mengatakan kepadamu suatu rahasia: kita tidak akan mati semuanya, tetapi kita semuanya akan diubah, dalam sekejap mata, pada bunyi nafiri yang terakhir. Sebab nafiri akan berbunyi dan orang-orang mati akan dibangkitkan dalam keadaan yang tidak dapat binasa, dan kita semua akan diubah.”
Rasul Paulus berpegang pada keyakinan Gereja Perjanjian Baru bahwa Kristus pasti datang kapan saja, termasuk pada zaman angkatan Paulus. Walaupun Tuhan Yesus tidak datang pada zamannya, Paulus tidak kecewa dan yakin bahwa ia tidak keliru dengan keyakinannya. Hal ini terbukti dari pernyataannya:
“Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan. Tetapi jika aku harus hidup di dunia ini, itu berarti bekerja memberi buah. Jadi mana yang harus kupilih, aku tidak tahu. Aku didesak dari dua pihak: aku ingin pergi dan diam bersama-sama dengan Kristus—itu memang jauh lebih baik.” (Filipi 1:21–23)
Bagi Rasul Paulus, menyambut kedatangan Tuhan Yesus yang kedua untuk diangkat hidup ke surga maupun pergi kepada Tuhan melalui kematian sama-sama indah dan menyenangkan. Namun, jika ditanya mana yang lebih baik, Paulus menganggap pergi kepada Kristus melalui kematian adalah yang terbaik. Meski demikian, hidup lebih lama di dunia juga baik karena memberi kesempatan untuk bekerja dan menghasilkan buah, walau harus disertai penderitaan.
Tanda-tanda kedatangan Tuhan Yesus yang dijelaskan-Nya sendiri sudah terjadi sejak sejarah gereja mula-mula hingga sekarang. Berdasarkan tanda-tanda itu, gereja terus berharap kepada kedatangan-Nya. Dari generasi ke generasi, setiap orang percaya yang setia tidak pernah kehilangan pengharapan—sama seperti Rasul Paulus, yang menganggap pergi kepada Kristus lebih baik, namun selama hidup masih ingin memberi buah bagi pekerjaan Tuhan. Kedatangan Yesus adalah pengharapan sejati dan abadi. Mungkin saja kita tidak menyambut kedatangan-Nya secara langsung, karena memang bagi kita pun, pergi kepada-Nya bisa jadi adalah yang lebih baik. MT
Kedatangan Yesus kedua kali adalah kepastian dan pengharapan abadi.