Rabu 27 Agustus 2025
TETAP TENANG, JANGAN BIMBANG
Bacaan Sabda : 2 Tesalonika 2:1-4
“Sebab nasihat kami tidak lahir dari kesesatan atau dari maksud yang tidak murni dan juga tidak disertai tipu daya” (2 Tesalonika 2:3)
Hanya beberapa bulan setelah menulis surat kiriman pertama, Rasul Paulus kembali menulis suratnya yang kedua kepada jemaat di Tesalonika. Surat ini ditulis Paulus untuk meluruskan pembelokan fakta oleh seseorang yang menulis surat menyesatkan seolah-olah berasal darinya.
Walaupun melalui surat pertama sudah ada penjelasan, ternyata masih ada yang kurang memahami. Dalam ayat 2, Rasul Paulus menasihati agar jangan bingung karena ada yang menubuatkan melalui ilham roh, seolah-olah hari kedatangan Tuhan Yesus sudah tiba. Hal ini menimbulkan dampak buruk: beberapa orang menjadi ekstrem, tidak mau bekerja lagi. Bukan hanya enggan bekerja, mereka juga hidup tidak tertib hingga mengganggu kesejahteraan persekutuan jemaat.
Jika pada surat pertama Paulus menegur secara halus, maka pada surat kedua ia mengulang tegurannya dengan keras dan tegas. Namun demikian, Paulus tidak hanya melihat hal-hal yang kurang baik. Ia menegaskan bahwa secara umum jemaat Tesalonika terus bertumbuh dalam iman dan semakin tabah menghadapi aniaya.
Rasul Paulus dengan tegas menasihati jemaat agar bijaksana menguji setiap pengajaran supaya tidak mudah tersesat. Sebab, ada pengajaran yang menyatakan kedatangan Tuhan Yesus seolah-olah sudah tiba. Padahal, ada dua peristiwa besar yang harus terjadi terlebih dahulu sebelum kedatangan-Nya, yaitu terjadinya kemurtadan dan dinyatakannya manusia durhaka yang harus binasa.
Dalam sejarah gereja, dua hal ini sudah sering terjadi dan kerap dijadikan acuan akan tibanya kedatangan Tuhan Yesus. Misalnya, kaisar Nero pernah dinyatakan sebagai manusia durhaka. Setelah Perang Salib, juga terjadi kemurtadan massal. Bisa dibilang, ratusan kali telah muncul peristiwa murtad dan figur-figur yang dianggap manusia durhaka.
Namun, rupanya semua yang sudah terjadi itu belum cukup untuk dikategorikan sebagai kemurtadan dan kemunculan manusia durhaka yang dimaksud dalam nubuatan. Rasul Paulus sendiri menyaksikan terjadinya kemurtadan dan bahkan menjadi korban kekejaman manusia durhaka. Tetapi Roh Kudus menahan Paulus agar tidak membuat pernyataan-pernyataan dengan rincian yang bersifat pribadi.
Inilah bedanya Rasul Paulus dengan para penafsir Alkitab modern. Hal itu membuat pengajaran Firman yang disampaikan melalui Paulus oleh Roh Kudus tetap relevan dan berguna, baik untuk masa kini maupun masa yang akan datang. MT
Menanti kedatangan Yesus tetaplah tenang, jangan panik kendatipun nyata kemurtadan, kesulitan dan munculnya pendurhakaan.