Rabu 13 Agustus 2025
HIDUP DALAM DUKUNGAN, JUNJUNGAN DAN GENDONGAN ALLAH
Bacaan Sabda : Yesaya 46:1-13
“Dengarkanlah Aku hai orang-orang yang congkak, orang-orang yang jauh dari kebenaran: Keselamatan yang dari pada-Ku tidak jauh lagi, sebab Aku telah mendekatkannya dan kelepasan yang Kuberikan tidak bertangguh lagi; Aku akan memberikan kelepasan di Sion dan keagungan-Ku kepada Israel.” (Yesaya 46:12-13)
Berbeda dengan Nabi Yeremia, Nabi Yesaya berasal dari keluarga kalangan atas di Yerusalem. Yesaya adalah orang berpendidikan dan bertalenta mengubah syair. Sebagai seorang yang berasal dari kalangan atas, dia dekat dan mengenal keluarga raja. Yesaya termasuk Nabi yang paling berpengaruh dari semua Nabi yang dipakai Allah menulis Alkitab. Sangat menarik bahwa Nabi Yesaya menubuatkan pengharapan bagi angkatan masa depan orang Yahudi buangan. Walaupun umat Allah terbuang ke Babel tetapi Allah juga akan menyelamatkan dan mengembalikan mereka dari negeri pembuangan.
Segala sesuatu yang dinubuatkan Yesaya mengenai Babel betul-betul digenapi. Orang Babel menyembah dewa bel atau nebo yaitu dewa tertinggi yang ternyata tidak dapat melindungi Babel dari kebinasaan. Jangankan orang Babel, patung dewa bel dan dewa nebo sebagai dewa tertinggi Babel diruntuhkan dan diangkat oleh binatang.
Allah Bapa sangat berbeda dari dewa tertinggi orang Babel, berupa patung buatan tangan manusia. Tuhan justru mendukung, menjunjung dan menggendong umat-Nya. Karena Allah kita adalah pencipta, maka Dia sanggup menggendong saat umat-Nya diterpa berbagai kesulitan.
Allah memang mengijinkan umat-Nya terbuang ke Babel, tetapi juga memperhatikan dan memelihara dalam segala keadaan tersulit. Itu berarti umat Allah hidup dalam dukungan, junjungan dan gendongan Allah yang sangat kontras dengan orang Babel yang hidup mendukung, menjujung dan menggendong sesembahan mereka yaitu berhala nebo yang mereka sembah sebagai dewa pengetahuan, tulis menulis dan astronomi.
Setelah genap waktunya Babel betul-betul hancur oleh kekuatan bangsa Persia, dan tidak lama setelah itu Koresy dan Artahsasta mengijinkan dan mendanai umat Allah kembali membangun Bait Allah dan kota Yerusalem.
Dalam banyak hal terbukti umat Allah yang tinggal di Yerusalem jauh lebih lemah dari umat Allah yang pulang dari pembuangan. Bait suci dan kota Yerusalem justru dapat dibangun kembali oleh umat terlatih yang pulang dari negeri pembuangan, karena mereka sudah terbiasa menghadapi kesulitan dan mengalami hidup didukung, dijunjung dan digendong Allah Bapa. MT
Umat yang sudah terlatih menghadapi berbagai tekanan lebih kuat dari umat yang terbiasa hidup dalam kenyamanan.