Sabtu 12 Juli 2025
UNTUNG ADA SAYA
Bacaan Sabda : Lukas 18:9-17
“Tetapi Yesus memanggil mereka dan berkata: ”Biarkanlah anak-anak itu datang kepada-Ku, dan jangan kamu menghalang-halangi mereka, sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Allah” (Lukas 18:16)
Pada dasarnya, kita semua terlahir sebagai pribadi yang cenderung sombong dan tidak memiliki potensi alami untuk menjadi orang yang rendah hati. Dikisahkan, seorang agamawan Yahudi bernama Rabi Simeon Ben Jokhai pernah berkata: “Kalau sekiranya di dunia ini hanya ada dua orang benar, maka sudah pasti dua orang itu adalah saya dan anak saya.” Betapa sombong dan memuakkannya pernyataan itu. Namun sebelum kita menghakimi, ada baiknya kita bercermin pada diri sendiri. Ketika seorang pengkhotbah menyampaikan firman Tuhan dari mimbar, siapa yang terlintas dalam pikiran kita?
Sering kali kita justru membayangkan orang lain, sambil bergumam dalam hati, “Nah, itu cocok buat dia”. Padahal khotbah itu ditujukan untuk semua, termasuk bagi si pengkhotbah sendiri. Merasa diri paling benar adalah bentuk kesombongan yang sangat dibenci Allah. Ini bukan dosa biasa—ini dosa yang serius. Mengapa? Karena orang yang merasa dirinya paling benar pada dasarnya adalah orang yang merasa tidak memerlukan Allah. Ia sulit merendahkan diri di hadapan Tuhan. Kalaupun ia datang kepada Allah, hanya untuk pamer, bukan untuk berserah. Orang seperti ini merasa bahwa kebaikan, kehebatan, dan jasanya sudah cukup menyelamatkan. Ia tidak membutuhkan Juruselamat—bahkan merasa Tuhan yang membutuhkan dirinya, atau minimal berpikir hubungan itu bersifat “saling membutuhkan.”
Lebih ekstrem lagi, kalau tidak sadar-sadar, orang ini bisa berkata: “Untung ada saya. Kalau tidak, bagaimana jadinya?”. Sekilas tampak bahwa ia memiliki iman besar, tetapi sebenarnya itu bukanlah iman, melainkan kesombongan terselubung. Sikap ini sama seperti orang Farisi dalam perumpamaan Tuhan Yesus yang datang ke Bait Allah. Sebaliknya, orang yang benar-benar beriman datang seperti pemungut cukai yang hanya mampu berkata: “Ya Allah, kasihanilah aku, orang berdosa ini” (Lukas 18:13). Dan Yesus menegaskan dalam ayat 14: “Orang ini pulang ke rumahnya sebagai orang yang dibenarkan oleh Allah.”
Dalam Matius 7:14 dijelaskan bahwa pintu menuju Kerajaan Surga itu sempit dan sesak, bahkan saya ingin menambahkan: rendah. Mengapa demikian? Karena hanya mereka yang mau merendahkan diri, sujud, dan tunduk sepenuh hati yang dapat masuk ke dalamnya. Orang yang merasa dirinya benar, berjasa, dan cukup hebat tidak akan rela merendahkan diri untuk memasuki pintu itu. Tetapi orang yang menyadari kelemahannya berkata dengan penuh syukur: “Bukan karena aku hebat, tetapi karena aku berada dalam belas kasih dan anugerah Allah.” MT
Kehadiran beribadah di gereja adalah bukti kerendahan hati, jangan dirusak dengan sikap “Untung ada saya” dan “Saya sudah rendah hati”.