Kamis 26 Juni 2025
MENJADI TUA? SIAPA TAKUT!
Bacaan Sabda : Yesaya 46:4
“Sampai masa tuamu Aku tetap Dia dan sampai masa putih rambutmu Aku menggendong kamu.” (Yesaya 46:4)
Ada dua golongan manusia usia lanjut (manula) :
- Golongan pertama disebut Manulapes, singkatan dari Manusia Usia Lanjut Pesimis. Golongan ini sangat rajin melihat cermin. Mereka berdiri di depan cermin dan memandang diri sendiri sebagai orang yang lemah dan sakit. Akibatnya, mereka menjadi malas melakukan kegiatan apa pun. Kemarin, mereka melihat wajahnya yang semakin keriput di cermin. Hari ini, sang nenek memperhatikan rambutnya yang memutih, dan sang kakek melihat rambutnya yang mulai rontok. Kemarin mengeluh kakinya yang gatal, hari ini mengeluh lehernya yang pegal. Padahal sebenarnya mereka masih sanggup pergi sendiri ke gereja, tapi meminta diantar. Masih mampu belanja ke pasar, tapi minta dibelikan saja. Lama-kelamaan, mereka mulai membenci diri sendiri dan merasa tidak berarti. Ya, begitulah Manulapes — manusia usia lanjut yang pesimis.
- Golongan kedua adalah Manulaopti, singkatan dari Manusia Usia Lanjut Optimis. Mereka bukan sibuk dengan cermin, tetapi rajin melihat keluar lewat jendela. Mereka berdiri memandang keindahan di luar rumah dengan wajah ceria dan bersyukur. Manulaopti menyadari bahwa banyak hal dalam dirinya telah berkurang. Pendengaran, penglihatan, kekuatan, dan kecepatan gerak memang menurun. Namun, bagi mereka itu hanyalah penghalang ringan yang bisa diatasi. Mereka tetap berbahagia mendengar candaan anak dan cucu, tetap bersukacita melihat keindahan alam, tetap bersemangat bangun pagi dan berjalan kaki, dan tetap sigap membantu cucu yang terjatuh. Manulaopti rajin membaca GeMA yang dibagikan di grup gereja GBI KA FAMILY setiap hari, dan tekun membaca Alkitab. Mereka memang merasakan penurunan fisik, tetapi juga merasakan pertumbuhan batin—semakin bijak, tenang, dan stabil. Kehadiran mereka masih sangat dibutuhkan oleh keluarga dan komunitas. Ya, begitulah Manulaopti — manusia usia lanjut yang optimis.
Kemunduran fisik yang menyertai usia lanjut memang bisa menjadi hambatan, seperti kabut di langit cerah. Namun, bagi mereka yang optimis, kabut itu justru menjadi hiasan indah yang mempercantik pemandangan senja. Jangan takut menjadi tua! Ingatlah: Tuhan siap menggendong yang lemah, asalkan ia tetap mau berjuang (Yesaya 46:4). MT
Tuhan menggendong bukan untuk memanjakan, tetapi untuk memperluas wawasan.