Senin 16 Juni 2025
KEMESRAAN INI JANGANLAH CEPAT BERLALU
Bacaan Sabda : 1 Korintus 6:18-20
“Jauhkanlah dirimu dari percabulan! Setiap dosa lain yang dilakukan manusia, terjadi di luar dirinya. Tetapi orang yang melakukan percabulan berdosa terhadap dirinya sendiri.” (1 Korintus 6:18)
Kidung Agung adalah bagian dari Alkitab yang tidak ragu-ragu mengungkapkan romantisme dan keintiman sebagai bagian dari kasih dalam pernikahan, seperti yang diungkapkan oleh Raja Salomo. Walaupun Raja Salomo berpoligami, dalam Kidung Agung ini ia justru menyatakan indahnya cinta sejati dalam kehidupan berkeluarga dengan satu suami dan satu istri (monogami). Raja Salomo selalu menyatakan cinta sejatinya kepada Sulam, gadis desa yang sederhana, yang dinikahinya secara sah dan merupakan istri pertamanya. Ia menggambarkan betapa indahnya kehidupan pernikahannya dengan Sulam. Mereka saling memuji, saling merayu dalam cinta yang membara, tanpa dikotori oleh nafsu birahi yang tak terkendali.
Dalam Kidung Agung, Raja Salomo, tanpa malu akan kesalahannya, mengkritik bentuk pernikahan dengan perilaku seksual yang menyimpang, seperti hubungan seks di luar nikah dan dengan pasangan yang bukan suami atau istri yang sah. Dalam hal ini, Raja Salomo sedang menyadari kesalahannya. Kidung Agung menyatakan betapa bahagianya seorang suami yang berkasih-kasihan dengan penuh kemesraan yang terus meningkat bersama isterinya. Kesenangan seksual dalam hidup suami istri dalam pernikahan yang diberkati Allah adalah pemberian Allah yang sah untuk dilakukan. Seksualitas adalah pemberian Allah yang indah agar, melaluinya, suami istri semakin menyatu dalam ikatan kasih.
Pandangan yang salah terhadap seksualitas berpotensi merenggangkan hubungan suami istri. Seksualitas bukan untuk disia-siakan, tetapi juga tidak boleh dilebih-lebihkan. Dalam pernikahan, hubungan mesra suami istri tanpa sekat-sekat rasa malu yang mengurangi keintiman adalah hal yang indah dan wajar. Namun, hal itu menjadi tidak wajar dan buruk jika terjadi di luar pernikahan, karena merupakan pelanggaran terhadap Firman Allah.
Dalam 1 Korintus 6:18 dinyatakan bahwa hubungan seksual di luar pernikahan adalah percabulan yang harus dijauhkan. Lebih lanjut, Rasul Paulus menegaskan agar umat Tuhan menjauhi percabulan dan, bila perlu, menikah untuk menjaga kekudusan hidup. Laki-laki dan perempuan memiliki pasangan sah yang berlawan jenis dan merupakan satu-satunya bagi mereka. Suami istri yang telah menikah memenuhi kewajiban satu sama lain dengan saling memberi diri dalam hubungan seksual yang didasarkan pada kasih. Dalam perjalanan pernikahan, hubungan itu dilakukan secara terus-menerus karena hubungan mereka dirancang dan direstui Allah untuk sekali dan seumur hidup. MT
Suami istri saling setia karena dengan konsep “Aku satu untukmu dan kau satu untukku, abadi selalu”