Minggu 15 Juni 2025
DUA MENJADI SATU
Bacaan Sabda : Matius 19:1-12
“Jawab Yesus: ”Tidakkah kamu baca, bahwa Ia yang menciptakan manusia sejak semula menjadikan mereka laki-laki dan perempuan?” (Matius 19:4)
Salah satu nilai luhur dalam pernikahan adalah “dua menjadi satu”. Perlu diketahui bahwa prinsip “dua menjadi satu” telah diterima secara umum sebagai sifat legal dari sebuah pernikahan. Namun, Firman Allah menuntut lebih dari sekadar aspek legal yakni menjadi sebuah kenyataan yang dirasakan dan dialami oleh pasangan suami istri.
Menikmati indahnya pernikahan dengan pola “dua menjadi satu” adalah pergumulan yang berlangsung terus-menerus. Keindahan pernikahan terletak pada komitmen suami dan istri untuk terus berjuang mewujudkannya. Ini membutuhkan kesetiaan, kesabaran, kasih yang semakin dalam, serta kecerdasan emosional dan spiritual. Justru di situlah letak keindahannya, karena hal itu mendorong suami dan istri untuk tidak pernah berhenti belajar.
Kesulitan yang menghadang dalam pernikahan justru menjadi kesempatan bagi pasangan untuk belajar dan bersatu dalam menemukan solusi terbaik. Dalam pengalaman pasangan yang semakin menyatu, kegagalan dalam berbagai segi kehidupan dapat diatasi bersama.
Kebahagiaan suami istri bukanlah tujuan yang hendak dicapai di ujung pernikahan, melainkan merupakan kehidupan yang mengalir dan dinikmati sepanjang perjalanan pernikahan, termasuk di saat-saat menghadapi kesulitan. Sebesar apa pun kesulitan itu, akan tetap dapat dihadapi tanpa kehilangan kebahagiaan, asalkan pasangan tetap menyatu dalam kasih Kristus.
Alkitab secara tegas menyatakan bahwa pernikahan adalah kesatuan antara laki-laki dan perempuan yang tidak boleh dipisahkan, kecuali oleh kematian. Penyatuan yang direncanakan dan diberkati Allah itu begitu erat, sehingga mereka bukan lagi dua, melainkan satu (Matius 19:5-6).
Kehadiran anak, berkat materi, maupun berbagai masalah semua itu diberikan dan diizinkan oleh Allah sebagai perekat hubungan, agar “dua menjadi satu” dapat terus diperjuangkan. Keberhasilan dalam berbagai bidang kehidupan pun hendaknya dijadikan sebagai alat pemersatu, karena hal itu adalah kesempatan bagi pasangan suami istri untuk menyatu dalam rasa syukur kepada Allah. MT
Dua menjadi satu bukanlah peristiwa legal yang kaku melainkan pembelajaran yang indah melalui proses hidup yang nyata.