Sabtu 14 Juni 2025
SIKAP HORMAT MENGUDUSKAN PERKAWINAN
Bacaan Sabda : 1 Tesalonika 4:1-12
“Akhirnya, saudara-saudara, kami minta dan nasihatkan kamu dalam Tuhan Yesus: Kamu telah mendengar dari kami bagaimana kamu harus hidup supaya berkenan kepada Allah. Hal itu memang telah kamu turuti, tetapi baiklah kamu melakukannya lebih bersungguh-sungguh lagi.” (1 Tesalonika 4:1)
Allah menetapkan standar yang tinggi untuk sebuah pernikahan. Ia menentukan standar yang murni, bersih, dan kudus bagi semua orang percaya, khususnya dalam kaitannya dengan kehidupan seksual. Allah juga menetapkan peraturan yang jelas sebagai rambu-rambu yang harus ditaati dalam pernikahan dan kehidupan berumah tangga.
Tentu saja, norma dan standar yang ditetapkan Allah bukanlah hal yang mudah untuk diterapkan. Namun, bukan berarti mustahil untuk dilakukan. Sebab, Allah yang menetapkan norma juga adalah Pencipta yang mengenal secara sempurna potensi manusia untuk menaati perintah-Nya.
Dialah perencana, pendiri, dan pemberi berkat atas pernikahan. Maka sudah pasti, Ia paling tahu norma yang benar, baik, dan tepat bagi pernikahan, agar tujuan-tujuan mulia-Nya dalam pernikahan dapat tercapai.
Orang percaya harus menguasai diri agar tidak jatuh ke dalam dosa seksual, seperti melakukan hubungan seks sebelum menikah atau melakukan hubungan seksual dengan orang yang bukan pasangan sah dalam pernikahan. Begitu pentingnya pernikahan bagi Allah, sehingga Dia membuat aturan yang tegas untuk ditaati dalam membangun sebuah rumah tangga. Sebab itu, jika pernikahan penting bagi Allah, maka harus penting juga bagi umat-Nya.
Begitu besarnya perhatian Allah terhadap pernikahan, sampai-sampai Ia menggunakan istilah dan status dalam pernikahan sebagai bagian dari rencana dan tujuan-Nya. Allah menyebut diri-Nya sebagai Bapa, dan orang percaya sebagai anak-anak-Nya. Ia menyamakan surga dengan rumah. Tuhan Yesus melambangkan diri-Nya sebagai mempelai laki-laki, dan Gereja sebagai mempelai perempuan.
Pernikahan adalah jawaban Allah terhadap penciptaan alam semesta. Sedangkan Gereja adalah jawaban Allah terhadap kejatuhan manusia ke dalam dosa. Untuk memperkuat makna penting penciptaan, Allah mendirikan, memberkati, dan membangun pernikahan. Ia memerintahkan manusia untuk terus-menerus membangun dan menghormati kekudusan pernikahan sepanjang sejarah dan peradaban. Pernikahan tidak boleh dicemari oleh perzinahan dan perceraian, tetapi harus dibangun secara permanen dan dikuduskan dengan kesetiaan. MT
Bila pernikahanmu penting bagi Allah bagimu juga harus penting.