Jumat 13 Juni 2025
KETIKA YANG TUNDUK DAN YANG MENGASIHI BERTEMU
Bacaan Sabda : 1 Petrus 3:1-12
“Demikian juga kamu, hai isteri-isteri, tunduklah kepada suamimu, supaya jika ada di antara mereka yang tidak taat kepada Firman, mereka juga tanpa perkataan dimenangkan oleh kelakuan isterinya” (1 Petrus 3:1)
Dalam perjalanan hidup suami dan isteri, ketundukan dan kesetiaan isteri kepada suami sering kali dirasakan sebagai paksaan yang terasa berat dan menghancurkan. Ketundukan yang disalahartikan membawa istri hidup terus-menerus di bawah aturan yang menekan: harus begini, harus begitu; lakukan ini, lakukan itu.
Istri yang tunduk seolah membuat suami berjalan di atas angin enak di satu pihak, tidak enak di pihak lain; ringan bagi suami, berat bagi istri. Sementara itu, kasih suami kepada istri berkembang menjadi kasih yang bersyarat, bahkan kasih transaksional yang menuntut balas.
Para suami, di tengah usia pernikahan yang semakin panjang, mulai menuntut berbagai syarat agar tetap menyayangi isterinya. Bukan hanya itu, mereka juga mulai menuntut balasan atas kasih yang telah mereka berikan.
Mengapa hal ini bisa terjadi? Karena “istri yang tunduk” dan “suami yang mengasihi” telah menjadi dua pengertian yang tidak sejalan, dua pemahaman yang bertentangan, sehingga tidak menghasilkan harmoni. Kalau begitu, bagaimana agar tercipta harmoni antara “istri yang tunduk” dan “suami yang mengasihi”?
Kedua pemahaman ini harus diterangi oleh firman Tuhan. Dalam terang Firman Tuhan, ternyata “istri yang tunduk” dan “suami yang mengasihi” adalah dua kebenaran yang saling bertautan dan menyatu, membentuk suatu kesatuan yang harmonis.
Dalam terang Firman Tuhan, “istri yang tunduk” memberikan segala sesuatu yang dimilikinya kepada sang suami. Demikian juga, “suami yang mengasihi” memberikan segala kepunyaannya kepada sang istri. Yang tunduk dan yang mengasihi sama-sama memberi tanpa pamrih, sama-sama menyerahkan diri secara total, sama-sama saling memiliki seperti Kristus dan Gereja-Nya yang saling memiliki.
Gereja adalah milik Kristus, dan Kristus adalah milik Gereja. Ketika “istri yang tunduk” bertaut dan menyatu dengan “suami yang mengasihi”, maka terciptalah harmoni dalam pernikahan yang sesuai dengan kehendak Tuhan. MT
Suatu keseimbangan terindah nyata saat yang tunduk dan mengasihi bertemu dalam keluarga.