Kamis 12 Juni 2025
MENGASIHI BUKAN PERASAAN TETAPI PENGORBANAN
Bacaan Sabda : Efesus 5:25-33
“Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya” (Efesus 5:25)
Dalam sebuah kebaktian, seorang pendeta meminta para suami untuk berdiri, lalu bertanya: “Hai suami-suami, apakah kalian mengasihi isterimu?” Semua suami menjawab serempak: “Ya, saya sangat mengasihi isteri saya.” Sang pendeta melanjutkan pertanyaannya: “Apa alasan saudara mengasihi isterimu?”
Satu per satu, para suami pun menjawab, dan sebagian besar memberikan alasan yang hampir sama. Jika disimpulkan, semua suami mengungkapkan perasaan yang sangat mendalam sebagai alasan untuk mengasihi isteri-isteri mereka.
Namun, perintah untuk mengasihi isteri tidak cukup hanya berdasarkan perasaan atau alasan-alasan yang diketahui. Sebab, kata yang dipakai dalam Alkitab untuk mengasihi isteri adalah agape bukan eros, bukan pula phileo.
Kasih yang diperintahkan adalah kasih tak bersyarat, yang diukur melalui pengorbanan, sama seperti kasih yang diuraikan berulang kali dalam 1 Korintus 13. Suami diperintahkan untuk mengasihi isteri seperti Kristus mengasihi Gereja. Artinya, suami tidak perlu membuat daftar syarat yang harus dipenuhi isteri agar layak dikasihi. Kasih yang diperintahkan Allah adalah kasih yang tanpa syarat.
Sudah dapat dipastikan bahwa tidak ada suami yang memiliki kasih seperti itu dari dirinya sendiri. Namun, setiap suami harus menyadari bahwa ia telah menerima sebuah kehormatan dari Tuhan: sebuah perintah yang sangat mulia, yaitu mengasihi isterinya.
Dengan demikian, para suami harus terus berjuang untuk meningkatkan kasih kepada istri dengan cara mendekatkan diri kepada Allah, sang Pemilik kasih sejati kasih yang membuat seorang suami rela berkorban.
Mengasihi isteri bukanlah pilihan, melainkan perintah Allah kepada para suami. Perintah ini bertujuan agar suami menemukan kepenuhan hidup yang sejati di dalam Kristus. Mentaati perintah Allah untuk mengasihi isteri merupakan pintu anugerah yang berkelimpahan dan menjadi jaminan yang kokoh bagi pernikahan yang bahagia dan abadi.
Apakah saudara seorang suami? Oke deh, kalau begitu… berkorbanlah! Tetapi ingat: orang yang berkorban belum tentu mengasihi, namun suami yang benar-benar mengasihi isterinya pasti rela berkorban demi kebahagiaan istri. MT
Suami bukanlah perasaan mendalam mengasihi istri melainkan pengorbanan yang tulus kepada istri.