Rabu 11 Juni 2025
TUNDUK BUKAN KEWAJIBAN TETAPI PANGGILAN
Bacaan Sabda : Efesus 5:22-24
“Hai isteri, tunduklah kepada suamimu seperti kepada Tuhan,” (Efesus 5:22)
“Hai isteri, tunduklah kepada suami seperti kepada Tuhan.” Tunduk di sini mengandung pengertian mengabdikan diri melalui penyerahan, kepatuhan, dan kesetiaan. Hal itu berarti menuruti semua kehendak suami dengan penuh kesetiaan dan tidak menyimpang dari ketentuan yang dibuat oleh suami.
“Astaga! Berat sekali… siapa sanggup? Wah… wah… apakah arti semuanya ini?”. Kalau demikian adanya, sepertinya menjadi isteri berarti kehilangan kepribadian, atau ia sudah tidak punya kepribadian sendiri. Ia menjadi seperti robot yang dikendalikan sesuka hati suami, hanya dengan menekan tombol.
Untuk memahami ketundukan ini, kita harus menyadari bahwa hubungan suami dan isteri dianalogikan atau dipersamakan dengan hubungan Kristus dengan Gereja. Jadi, ketundukan isteri kepada suami bukan bersifat paksaan.
Ketundukan itu lahir dengan sendirinya, secara sadar, karena kekaguman isteri terhadap kasih dan kewibawaan suaminya. Ketundukan isteri kepada suami jangan sampai menjadi kewajiban yang membebani, memberatkan, dan menyiksa. Ketundukan seharusnya menjadi kesukaan yang menyenangkan, karena suami mengasihi isteri seperti Kristus mengasihi Gereja.
Pertanyaannya sekarang adalah: “Mungkinkah seorang suami mampu mengasihi isterinya seperti Kristus mengasihi Gereja-Nya?” Jawabannya adalah: Tidak mungkin, kalau dia berada di luar Kristus. Mungkin, kalau dia berada di dalam Kristus. Kristus-lah yang dapat memulihkan dan memampukan seorang suami untuk mengasihi isterinya seperti Kristus mengasihi Gereja.
Perlu juga dipahami bahwa tunduk bukan berarti isteri lebih rendah dari suami dalam otoritas, dan bukan pula berarti suami lebih tinggi. Sebab, kesetaraan antara suami dan isteri sudah dinyatakan melalui konsep “penolong yang sepadan.”
Ada kesamaan antara suami dan isteri, tetapi ketundukan menunjukkan adanya perbedaan tanggung jawab. Hanya saja, jangan pernah menjadikan ketundukan sebagai kewajiban, melainkan sebagai panggilan seperti Gereja yang berbahagia karena terpanggil untuk tunduk kepada Kristus. MT
Tunduk kepada suami bukanlah kewajiban melainkan panggilan.