Jumat 30 Mei 2025
TANGGAPAN YANG SEDERHANA MEMBUAHKAN SUKACITA
Bacaan Sabda : Filipi 1:1-11
“Dari Paulus dan Timotius, hamba-hamba Kristus Yesus, kepada semua orang kudus dalam Kristus Yesus di Filipi, dengan para penilik jemaat dan diaken. Kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah, Bapa kita, dan dari Tuhan Yesus Kristus menyertai kamu.” (Filipi 1:1-2)
Surat kiriman Rasul Paulus kepada Jemaat di Filipi ini, pada tahun 62 A.C ketika ia sedang dipenjarakan di kota Roma. Baik Roma maupun Filipi adalah dua kota yang menorehkan pengalaman pahit bagi Rasul Paulus, karena di dua kota tersebut ia dipenjarakan. Anehnya Rasul Paulus justru menulisa surat yang sarat dengan ajakan untuk bersukacita. Hal itu menjadi aneh karena Rasul Paulus sedang berada dalam suatu keadaan dimana tidak ada alasan baginya untuk bersukacita. Ia sedang berada dalam tahanan menunggu keputusan perkaranya akan segera keluar. Mungkin dia akan dibebeaskan dan mungkin juga akan dihukum mati.
Dalam Kisah Para Rasul 28:30-31, menjelaskan dia ditahan di rumah yang disewanya sendiri, tetapi dirantai dan diikatkan kepada seorang prajurit Romawi.
Dalam Roma 1:13-16, Paulus merindukan dia akan datang ke Roma sebagai pengkhotbah tetapi kenyataannya dia dikirim sebagai tahanan. Tetapi di balik kesukaran dan bahaya yang mengancam nyawanya, Rasul Paulus memiliki sukacita yang berlimpah-limpah. Filipi 1:4-5 menjelaskan bahwa Rasul Paulus berdoa dengan penuh suka cita dan ucapan syukur.
Memang haruslah kita camkan bahwa kita pengikut Kristus memiliki hak istimewa untuk mengalami “Sukacita berlimpah-limpah”, Yohanes 15:11. Rasul Paulus memotivasi setiap pengikut Kristus agar mengalami sukacita dengan cara memberi respon yang sederhana saja terhadap kesulitan hidup. Jangan memberi respon yang sulit dan berbelit-belit yang justru berpotensi merampas sukacita.
Rasul Paulus menyatakan kesederhanaan responnya terhadap kesulitan yang menerpanya dengan berkata: “Akan hal ini aku yakin sepenuhnya yaitu, Ia yang memulai pekerjaan yang baik di antara kamu, akan meneruskannya sampai pada akhirnya pada hari Kristus Yesus.” (Filipi 1:6). Rasul Paulus tidak merespon kesulitan dengan bertanya: “Mengapa ini terjadi?”, “apa salahku?”, “aku harus bagaimana lagi?” dan lain-lain. Rasul Paulus justru merespon dengan berpikir mantap, dengan anggapan positif dan mengingat janji dan kebaikan Allah. Itulah sebabnya ada yang menyimpulkan bahwa surat Filipi adalah buku Ilmu jiwa yang ditulis berdasarkan pengajaran Alkitab yang kuat. MT
Ada saatnya penginjilan itu didatangi tidak selalu mendatangi, menunggu tidak selalu pergi.