Kamis 22 Mei 2025
PERTANYAAN SEDERHANA YANG MEMULIHKAN
Bacaan Sabda : Yohanes 21:15-19
“Sesudah sarapan Yesus berkata kepada Simon Petrus: ”Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku lebih dari pada mereka ini?” Jawab Petrus kepada-Nya: ”Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau.” Kata Yesus kepadanya: ”Gembalakanlah domba-domba-Ku.” (Yohanes 21:15)
Setelah penyangkalannya Petrus merasa segala sesuatu sudah berakhir dan dia akan segera meninggalkan pelayanan-Nya. Dia sangat mengecewakan Tuhan nya saat dirinya dibutuhkan. Dia kehilangan harga diri karena tidak mampu mengampuni diri atas kebodohannya sendiri. Ternyata Tuhan Yesus belum putus asa terhadap Petrus, Petrus lah yang putus asa terhadap dirinya sendiri. Tuhan Yesus menunjukkan kelembutan hati-Nya dengan mengangkat Petrus yang jatuh. Tuhan Yesus memulihkan harga diri Petrus yang hampir musnah. Setelah bangkit dari kematian. Petrus adalah salah seorang terutama dalam pikiran Yesus. Tuhan Yesus tahu Petrus perlu dipulihkan di hadapan murid-murid yang lain setelah kegagalannya.
Di hadapan murid yang lain Tuhan Yesus tiga kali bertanya: “Simon anak Yohanes apakah engkau mengasihi Aku?” Dan tiga kali juga Tuhan Yesus mengutus dengan berkata: “Gembalakanlah domba-domba-Ku.” Tiga pertanyaan dan pengutusan Yesus kepada Petrus dihadapan para murid sederhana dan singkat saja tetapi cukup akurat untuk memulihkan hidup Petrus. Tindakan Tuhan Yesus atas dasar kasih karunia-Nya memulihkan hidup Petrus. Ternyata Petrus masih dibutuhkan. Petrus menjadi seorang yang berbeda setelah dipulihkan dari kegagalannya. Tidak melulu kesuksesan melainkan kegagalan juga banyak mendatangkan kemajuan Rohani karena kegagalan menorehkan tanda yang tidak dapat hilang dari kehidupan yang mengalaminya.
Efek dari kegagalan Petrus yang sudah dipulihkan Yesus membawa alam pikirannya diselimuti oleh kerendahhati. Mimpi-mimpinya untuk lebih terhormat sudah masa lalu yang menjadi abu. Percaya dirinya yang berlebihan sudah dihancurkan oleh kegagalnnya sebagai pukulan yang mematikan. Pada masa mudanya Petrus memiliki jiwa yang suka kebebasan, tetapi pada masa pelayanannya dia mempu membatasi diri demi kemajuan Injil.
Allah mengacaukan kebebasan Petrus dengan menaruhnya pada situasi yang mengekangnya dengan latihan rohani yang ketat. Dalam beberapa tahun saja Petrus telah menjadi hamba Allah dengan penyerahan hidup yang total kepada Kristus Yesus. MT
Kebebasan sejati bukanlah berbuat sebebas-bebasnya tetapi mengabdi kepada Kristus sedalam-dalamnya.