Rabu 14 Mei 2025
KHOTBAH DAN APOLOGIA STEFANUS
Bacaan Sabda : Kisah Para Rasul 7:1-53
“Jawab Stefanus: ”Hai saudara-saudara dan bapa-bapa, dengarkanlah! Allah yang Mahamulia telah menampakkan diri-Nya kepada bapa leluhur kita Abraham, ketika ia masih di Mesopotamia, sebelum ia menetap di Haran, dan berfirman kepadanya: Keluarlah dari negerimu dan dari sanak saudaramu dan pergilah ke negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu.” (Kisah Para Rasul 7:2-3)
Khotbah Stefanus dimulai dengan “Allah yang Maha mulia” dan diakhiri dengan “Kemuliaan Allah” (Kisah 7: 2,53). Dan selama Stefanus berbicara wajahnya bersinar dengan kemuliaan Allah. Kemuliaan Allah yang bersinar melalui wajah Stefanus adalah Kemuliaan Allah yang telah meninggalkan para pendengar Stefanus. Khotbah Stefanus sebagai apologia (pembelaan iman) nya adalah khotbah terpanjang yang dicatat dalam kitab Kisah Para Rasul.
Stefanus mengulas sejarah Israel mulai dari panggilan Allah tergadap Abraham sampai janji Allah kepada Daud hingga penggenapannya dalam kedatangan Tuhan Yesus untuk menyelamatkan manusia. Dalam penjelasannya Stefanus menyinggung mengenai sikap orang Yahudi yang mengagumi hukum Taurat dan bait Allah justru tidak menghormati dan mentaati pemberi Hukum Taurat dan bait Allah itu, yaitu Allah sendiri. Mereka menganiaya dan membunuh hamba-hamba Allah termasuk Mesias mereka sendiri. Mereka membela hukum Taurat dan bait Allah secara tidak logis, juga tidak legal dan tidak Alkitabiah.
Bangsa pilihan Allah tidak mau menerima kebenaran baru yang diungkapkan Allah dari abad ke abad. Mereka tidak memandang kebenaran itu sebagai benih yang tumbuh, berkembang dan berbuah sebagai ciri Kerajaan Allah, melainkan mereka membungkus dan menghambat kebenaran itu dengan tradisi yang mereka buat sendiri. Hal-hal itu menutup mata mereka pada penggenapan Hukum Taurat itu sendiri. Pada saat Yesus datang kedunia, kebenaran Allah itu dihancurkan oleh banyak tradisi Agama sehingga umat terhambat untuk melihat kebenaran sejati.
Tradisi Agama yang mati menggantikan kebenaran Allah yang hidup. Dalam pembelaan imannya, Stefanus mengungkapkan sejarah bangsa Israel sebagai kisah suatu bangsa pilihan Allah yang berulang kali menolak mentaati Allah dan Firman-Nya. Penolakan mereka ditandai dengan sikap berpaling kepada cara hidup bangsa-bangsa Kafir dan membunuh hamba-hamba Allah yang mengajak mereka hidup dalam pertobatan. Pembelaan iman Stefanus tidak dengan cara mengemukakan Theologia dan doktrin yang rumit tetapi dengan cara mengungkapkan fakta sejarah yang nyata. MT
Saat tertolak di dunia karena kebenaran saudara diterima Allah menjadi miliknya yang kekal.