Selasa 13 Mei 2025
WIBAWA SEORANG SAKSI KRISTUS
Bacaan Sabda : Kisah Para Rasul 6:8-15
“Semua orang yang duduk dalam sidang Mahkamah Agama itu menatap Stefanus, lalu mereka melihat muka Stefanus sama seperti muka seorang malaikat.” (Kisah Para Rasul 6:15)
Pelayanan meja tidak membatasi Stefanus untuk hidup menjadi saksi Kristus. Stefanus lah saksi Kristus pertama yang melakukan mukjizat di luar para rasul. Kesaksian Stefanus yang penuh dengan kuasa merupakan klimaks kesaksian untuk orang-orang Yahudi. Penolakan Yahudi kepada kesaksian Stefanus membuka jalan untuk penginjilan kepada orang-orang Samaria dan orang di luar Yahudi. Stefanus yang dipenuhi Roh Kudus mengadakan banyak mukjizat dan memperoleh hikmat sehingga orang-orang yang menentangnya tidak dapat menyangkal argumentasinya. Karena mereka tidak dapat menandingi hikmat dan kuasa Stefanus.
Perlakuan mereka kepada Stefanus sama seperti perlakuan pemimpin-pemimpin Yahudi kepada Tuhan Yesus. Mereka menghasut orang-orang dengan memfitnah Stefanus telah menghujat hukum Taurat Musa dan Bait Allah Orang-orang Yahudi sangat fanatik dengan hukum Taurat hingga mereka tidak dapat memahami bagaimana Tuhan Yesus telah datang untuk menggenapi hukum Taurat. Fanatisme tergadap Bait Allah membuat mereka tidak mau percaya bahwa Allah mengijinkan Bait Allah akan dihancurkan.
Tradisi Yahudi menjadi tantangan pertama sebagai penghambat tersebarnya Injil di Yudea karena menganggap Injil yang diberitakan Stefanus bertentangan dengan Hukum Taurat dan tradisi Yahudi. Mereka menyeret Stefanus dan menghadapkannya ke Mahkamah Agama Yahudi. Mahkamah Agama yang menghakimi Stefanus sama dengan Mahkamah Agama yang menghakimi Yesus.
Di depan Mahkamah Agama Stefanus tidak perlu bicara memberi kesaksian dan membela diri karena dari cahaya wajah Stefanus semua orang dapat mengetahui bahwa Stefanus adalah Hamba Allah. Tentu saja para Anggota Sanhedrin, personil dari Mahkamah Agama mengingat tentang wajah Musa yang bercahaya. Seolah-olah Allah berbicara kepada mereka: “Stefanus tidak menentang Musa! Ia justru seperti Musa – Ia adalah Hamba-ku yang setia”. MT
Wibawa dunia itu cukup baik, tetapi karisma dari Tuhan baik, benar, dan penuh kuasa.