Kamis 01 Mei 2025
KECERDASAN SAJA TIDAK CUKUP
Bacaan Sabda : Yohanes 20:24-29
“Tomas menjawab Dia: ”Ya Tuhanku dan Allahku!” Kata Yesus kepadanya: ”Karena engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya.” (Yohanes 20:28-29)
Tomas adalah murid yang mempunyai kecerdasan yang cukup membanggakan dari antara murid-murid Yesus. Itulah sebabnya dia termasuk pribadi yang paling stabil. Tidak mudah bagi Tomas mempercayai sesuatu yang kurang logis. Tetapi kalau dia sudah percaya, dia akan berpegang teguh kepada yang sudah dipercayainya. Kecerdasan menjadi penghalang baginya mempercayai sesuatu yang tidak logis tetapi sekaligus menjadi dasar yang kuat baginya berpegang teguh kepada apa yang sudah dia percayai.
Ketika Yesus mati di kayu salib dia tersentak. Dia seakan-akan dibawa kepada peristiwa yang memaksanya berpikir ulang atas keputusannya untuk mengikut Yesus. Ketika murid yang lain bersekutu dia justru mengasingkan diri. Dalam kesendiriannya dia berpikir harus menentukan sikap atas kematian Yesus yang sudah terlanjur dikagumi, dikasihi dan diikuti. Ketika murid yang lain menceritakan pertemuan mereka dengan Yesus yang bangkit dari kematian dengan berkata “Kami telah melihat Tuhan” Tomas tidak percaya. Dia baru percaya apabila dia melihat dan menyentuh bekas luka pada tangan dan lambung Yesus.
Seorang yang berpikir logis selalu membutuhkan pembuktian sebelum membuat kesimpulan. Walaupun Tomas berpikir keras menggunakan akalnya dia tidak membabi buta berpijak pada logikanya. Dia memang cerdas tetapi kecerdasannya tidak diijinkan melumpuhkan kerinduan dan kasihnya kepada Yesus.
Kecerdasan memampukan seseorang membongkar suatu benda yang rumit tetapi hikmat memampukannya memasangnya kembali dengan struktur yang lebih baik dari sebelum dibongkar. Itulah Tomas yang mulai merajut yang sudah sempat kusut. Langkah awal pertanda dia mulai menggunakan hikmatnya adalah Tomas ikut bersekutu dengan murid-murid Yesus lainnya. Dia menyadari bahwa Tuhan Yesus tidak akan menemuinya dalam kesendiriannya. Dalam persekutuan itu Yesus pun hadir.
Setelah Yesus menyapa mereka dengan berkata “Damai sejahtera bagi kamu” Dia menyapa Tomas secara khusus. Yesus mempersilakan Tomas melakukan syarat agar mempercayai Yesus sudah bangkit. Tetapi Tomas langsung menjawab, “Ya Tuhanku, ya Allahku”. Kecerdasan saja memang tidak cukup, Tomas menggunakan hikmatnya untuk bertindak. Tetapi hikmat pun belum merupakan jaminan. Tomas melanjutkan dengan baik, dia percaya dan mengaku Yesus sebagai Tuhan. MT
Iman bukan anti logika melainkan melampaui logika.