Kamis 17 April 2025
MENGABAIKAN HAK UNTUK MENUAI
Bacaan Sabda : Kisah Para Rasul 16:16-38
“Tetapi Paulus berkata kepada orang-orang itu: ”Tanpa diadili mereka telah mendera kami, warganegara-warganegara Roma, di muka umum, lalu melemparkan kami ke dalam penjara. Sekarang mereka mau mengeluarkan kami dengan diam-diam? Tidak mungkin demikian! Biarlah mereka datang sendiri dan membawa kami ke luar.” (Kisah Para Rasul 16:37)
Atas tuntunan Roh Kudus Rasul Paulus dan Silas menyebrang ke Makedonia. Mereka memasuki Filipi dan Injil yang mereka beritakan diterima penduduk dengan baik. Mereka mengusir roh dari seseorang hamba perempuan yang memiliki roh tenung.
Tuan-tuan hamba perempuan yang selama ini memperalat hamba yang telah ditinggalkan roh tenung itupun kehilangan mata pencaharian. Para tuan itu pun menghasut penduduk dan penguasa membuat Rasul Paulus dan Silas terseret kepada masalah besar. Mereka dimasukkan ke dalam penjara tanpa melalui proses perkara apalagi pengadilan.
Filipi adalah koloni kerajaan Roma di mana warga negara Roma mendapat perlakukan istimewa. Tetapi sangat menarik untuk kita renungkan, mengapa rasul Paulus membeiarkan dirinya diperlakukan semena-mena tanpa menuntut hak imunitasnya yang legal sebagai warga negara Roma. Rasul Paulus mengabaikan haknya untuk sesuatu yang jauh lebih penting, Rasul Paulus yang dituntun Roh Kudus ke Filipi sangat peka terhadap bisikan Roh Kudus ke dalam hatinya. Diapun menyadari ada sesuatu yang penting di penjara Filipi. Ada penuaian di penjara Filipi.
Rasul Paulus mengabaikan haknya demi suatu yang jauh lebih berharga yaitu penuaian. Inilah yang membuat Rasul Paulus tidak memprotes ketidakadilan yang dia derita. Menarik pula sikap rasul Paulus dan Silas yang tetap diam di tempat saat pintu penjara terbuka dan mereka terlepas dari belenggu. Mereka memanfaatkan momentum itu untuk memberitakan Injil kepada kepala penjara yang berusaha bunuh diri.
Bagi Rasul Paulus keselamatan kepala penjara dan keluarganya itu jauh lebih penting dari kebebasan tubuhnya. Bukan itu saja, bagi Rasul Paulus makan, minum dan perawatan luka-luka yang masih nyeri menjadi terabaikan karena sukacitanya adalah keselamatan kepala penjara itu. Setelah kepala penjara itu menerima Injil dan seluruh isi keluarganya dibaptiskan, Rasul Paulus lega meninggalkan Filipi. MT
Ada saatnya siap mengabaikan hak agar lebih fokus pada kewajiban.