Sabtu 05 April 2025
KESETIAAN
Bacaan Sabda : 2 Korintus 11:16-23
“Apakah mereka pelayan Kristus? – aku berkata seperti orang gila – aku lebih lagi! Aku lebih banyak berjerih lelah; lebih sering di dalam penjara; didera di luar batas; kerap kali dalam bahaya maut.” (2 Korintus 11:23)
Biasanya kesaksian hidup selalu berisi mujizat, keberhasilan dan pertolongan Allah yang dialami dalam berbagai bentuk. Seperti kesembuhan dari penyakit ganas secara adikodrati, mendapat berkat yang besar berupa keuntungan yang berlipat ganda dan terhindar dari bahaya secara ajaib. Ada juga kesaksian yang paling banyak digemari. Seperti pertobatan seseorang yang berlatar belakang agama lain. Perubahan fantastik dari seorang ustad menjadi pendeta. Perubahan seorang pembakar gereja menjadi penginjil. Perubahan seorang dukun menjadi pendoa syafaat. Biasanya kesaksian-kesakisan luar biasa itu dapat mengkatrol seseorang karena berfungsi sebagai promosi pribadi. Tentu semua itu sah-sah saja dan tidak ada yang salah.
Semua kejadian spektakuler di atas sangat sering dialami oleh rasul Paulus. Tetapi rasul Paulus tidak pernah menjadikannya sebagai promosi diri. Malahan dalam kasus khusus seperti penganiaya menjadi rasul baginya adalah suatu hal yang membuat dirinya merasa rasul yang paling hina dari semua rasul. Kebanggaan bagi rasul Paulus bukanlah mujizat melainkan ambil bagian dalam penderitaan Kristus. Kalau kesaksian spektakuler dapat disamakan sebagai panggung promosi. Sedangkan ambil bagian dalam penderitaan Kristus dapat disamakan seperti mezbah.
Panggung memang membutuhkan sorakan, tepuk tangan dan pujian, tetapi mezbah justru membutuhkan keheningan dan ketenangan. Orang yang berada dipanggung merasa hebat, terkenal sedangkan orang yang berada di mezbah merasa tidak layak. Panggung dilengkapi dengan lampu-lampu sorot yang terang gemerlapan serta warna-warni yang berkelap-kelip tetapi begitu acara selesai semua hilang yang tinggal adalah panggung yang berantakan. Sedangkan mezbah hanyalah sebuah cahaya kecil yang semakin lama sinarnya sangat membuat keadaan sekelilingnya semakin indah. Panggung adalah kemeriahan sesaat sedangkan mezbah adalah keindahan yang menuntun kepada kekekalan.
Rasul Paulus adalah mezbah. Baginya kesempatan menderita bagi Yesus adalah kebanggaan. Bukan kebanggaan sementara tetapi kebanggaan abadi. Betapapun pedihnya penderitaan dalam pemberitaan Injil baginya itu hanyalah penguji kesetiaan. MT
Kesetiaan bukanlah kesetiaan bila tak pernah diuji.