Senin 31 Maret 2025
MENGASIHI MUSUH MUNGKINKAH?
Bacaan Sabda : Matius 5:17-48
“Kamu telah mendengar firman: Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu. Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu.” (Matius 5:43-44)
Mengasihi musuh? Mustahil! Mengasihi pasangan hidup saja tidak mudah. Buktinya tidak sedikit pernikahan yang berakhir dengan perceraian. Mengasihi memang bukan hal yang mudah. Karena mengasihi bukan sekedar kasmaran. Bukan pula sekedar jatuh cinta. Mengasihi bukanlah perasaan sesaat. Mengasihi adalah suatu keputusan untuk berbuat baik. Mengasihi adalah suatu keputusan untuk memberi yang terbaik kepada yang dikasihi. Tidaklah mengherankan kalau semua orang ingin dikasihi. Tetapi apakah semua orang ingin mengasihi? Tentu saja ya. Itulah sebabnya semua manusia berhak untuk dikasihi dan mengasihi. Hanya orang yang dikasihi yang mengerti betul pentingnya mengasihi dan hanya orang yang mengasihi mengetahui indahnya dikasihi.
Tetapi mengasihi musuh mungkinkan? Bukankah musuh adalah orang yang membenci kita? Masakan benci dibalas dengan kasih? Itukan tidak adil. Memang tidak adil tetapi kasih memang tidak pernah menuntut dan memperjuangkan keadilan. Kasih justru bertumpu pada tumpuan yang kokoh yang tidak pernah goyah walaupun diterpa berbagai ketidakadilan.
Jadi mengasihi musuh mungkinkah? Kalau Yesus sudah memerintahkan berarti mungkin. Sebab Yesus tidak pernah memerintahkan manusia melakukan sesuatu yang manusia tidak mampu melakukan. Sudah barang tentu musuh itu selalu melakukan kejahatan, jadi pantaskah dia dikasihi? Bukankah seharusnya keadilan ditegakkan? Yesus sama sekali tidak menentang keadilan yang semestinya harus dilaksanakan atas mereka yang melakukan kejahatan. Melaksanakan keadilan adalah satu hal dan mengasihi musuh adalah hal lain. Mengasihi musuh berarti bila kita diperlakukan tidak adil jangan membenci. Kejahatan hendaklah dibalas dengan kebaikan, itulah makna mengasihi. Mengasihi adalah bereaksi benar kepada kejahatan.
Mengasihi adalah berpendirian yang pusatnya adalah Yesus dan kerajaan-Nya. Mengasihi musuh tentu bukanlah menyukai musuh. Mengasihi musuh adalah sikap yang tulus menunjukkan keprihatinan kepada keselamatan kekal mereka. Mengasihi musuh adalah mengambil keputusan untuk memberi respon yang baik atas berbagai kejahatan yang dilakukan musuh untuk kebaikan mereka. Ketika musuh menjahati kita justru disitulah kasih mendapatkan kesempatan untuk membuktikan kekuatannya jadi mengasihi musuh itu sangat mungkin dan dikenan Allah. MT
Bersama Yesus saja kita dapat mengasihi musuh.