Minggu 30 Maret 2025
PENUAI YANG MENANTIKAN TUHAN
Bacaan Sabda : Yesaya 40:1-31
“Tetapi orang-orang yang menanti-nantikan Tuhan mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah.” (Yesaya 40:31)
Menantikan Tuhan bukanlah duduk-duduk dengan kesabaran maksimal tanpa berbuat apa-apa. Menantikan Tuhan bukan pula kegiatan pasif yang bergantung pada skema manusiawi, dengan kekuatan sendiri.
Menantikan Tuhan adalah bekerja dan bertindak sesuai kehendak Allah berdasarkan cara-cara yang ditentukan oleh Allah. Dengan demikian “menantikan Tuhan” adalah sebuah gerakan yang aktif.
Banyak orang yang merasa dalam keadaan menantikan Tuhan tetapi tidak pernah mengalami kekuatan baru yang berasal dari Allah. Karena walaupun merasa hidup menantikan Tuhan tetap sibuk menciptakan kekuatan sendiri dengan cara mengumpulkan tenaga melalui sikap pasif. Kalau tidak terlalu repot meramu skema dan rencana buatan sendiri untuk mencapai kenyamanan sendiri.
Orang-orang yang menantikan Tuhan adalah mereka yang selalu siap menemui Allah walaupun itu berarti berdoa dan berpuasa dan berkata: “Ya, Allah aku tidak sanggup, tetapi Engkau bisa dan Engkau sanggup”.
Pada suatu hari seorang ayah menyuruh anaknya mengangkat batu besar yang menghalangi perjalanan mereka. Setelah anak mencobanya berulang kali ternyata dia tidak mampu. Ayahnya menyuruh dia menggunakan seluruh kekuatannya tetapi anak itu tetap saja tidak mampu. Akhirnya sang ayah berkata: “Anakku! Kamu belum menggunakan semua kekuatanmu”, sambil sang ayah mengangkat batu tersebut. Kekuatan terbesar yang belum digunakan anak itu adalah meminta bantuan ayahnya.
Gereja sering tidak menggunakan semua kemampuan yang ada kalau tidak maksimalkan kehidupan doa. Menantikan Tuhan terbukti dari sikap gereja yang mengharap kepada Tuhan dan mempercayakan sepenuhnya hidup kepada-Nya. Hal itu juga meliputi memandang Allah sebagai sumber pertolongan dan kasih karunia yang diperlukan.
Penuai yang menantikan Tuhan adalah pelayanan yang terus melibatkan diri kepada penuaian tersebut. Bukan hanya melibatkan diri tetapi menggunakan seluruh kemampuan yang ada. Dan kemampuan yang perlu dimaksimalkan para penuai adalah meminta kepada Bapa, atinya memaksimalkan kehidupan doa. MT
Tetaplah setia menanti dan setia mengabdi.