Rabu 03 April 2024
DASAR BENAR BANGUNAN TEGUH
Bacaan Sabda : 1 Korintus 3:1-23
“Jika pekerjaan yang dibangun seseorang tahan uji, ia akan mendapat upah. Jika pekerjaannya terbakar, ia akan menderita kerugian, tetapi ia sendiri akan diselamatkan, tetapi seperti dari dalam api. Tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu?” (1 Korintus 3:14-16)
Dasar dari sebuah bangunan sangat menentukan kekuatan dan kualitas sebuah bangunan. Dasar atau pondasi sebuah bangunan sangat permanen sifatnya. Kalau sebuah bangunan bisa direnovasi semua bangunan harus dibongkar. Jadi dasar atau pondasi itu betul-betul harus diperhitungkan secara matang dan cermat. Dalam hidup umat Kristen sebagai umat beriman dasarnya adalah Yesus Kristus sebagai Tuhan dan juruselamat. Yesus sebagai Tuhan pertama diakui oleh Petrus dan Yesus langsung mengatakan bahwa di atas pengakuan yang benar dan tepat inilah Dia membangun gereja-Nya. Bila dasarnya sudah benar maka bangunan sebagai wujud rasa syukur kepada dasar itu tentu terdiri dari banyak wujud tetapi sudah pasti tidak boleh bertentangan dengan pondasi. Di atas pondasi bisa dibangun emas, kayu atau rumput. Tetapi waktu akan menguji ketahanan bangunan itu. Sudah pasti bangunan paling berkualitas adalah emas yang kemurniannya semakin nyata saat dibakar. Emas tidak akan menjadi luntur dan hilang, tetapi justru semakin berkilau dan semakin jelas dan nyata.
Dan umat Kristen yang membangun dengan material emas adalah umat Kristen yang mewujudkan rasa syukur kepada kasih karunia Allah dengan kehidupan yang semakin baik, benar dan kudus. Wujud nyata adalah melalui karakter mulia yang dinyatakan karena menjadikan Kristus Yesus sebagai teladan dalam bersikap. Rasul Paulus menyadarkan betapa harus bersungguh-sungguhnya umat Kristen membangun kehidupannya. Karena orang Kristen dinyatakan sebagai bait Allah tempat Roh Allah berdiam. Hal itu berarti haruslah konsisten membuang perilaku yang berpotensi mendukakan Roh Kudus.
Jemaat haruslah menjadi tempat Roh berdiam dan berkarya. Sebab itu umat Tuhan harus menolak untuk berpartisipasti dalam berbagai kejahatan sebaliknya haruslah menjadi pemeran nyata berpartisipasi untuk melakukan berbagai kebajikan. Masing-masing pengikut Kristus haruslah bertanggungjawab membangun diri di atas pondasi yang benar yaitu Yesus Kristus. Tetapi para pelayan Tuhan dan para pemimpin rohani haruslah bertanggungjawab membangun jemaat Tuhan. Sebagai bangunan yang berkualitas emas agar tidak mudah terbakar. Faktanya ada juga para pemimpin rohani yang membangun dirinya saja tidak serius, malahan ada yang merusak pondasi dengan menghembuskan ajaran yang menyimpang dan perilaku yang jahat. (MT)