Rabu 27 Maret 2024
PEMBAHARUAN BUDI
Bacaan Sabda : Roma 12:1-21
“Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.” (Roma 12:2)
Mempersembahkan tubuh menjadi persembahan yang hidup dan berkenan kepada Allah tidak boleh berhenti hanya sebagai ibadah, haruslah ditindaklanjuti dengan adanya perubahan dan pembaharuan budi. Suatu perintah penting yang harus ditepati umat beribadah agar terjadi perubahan dan pembaharuan budi adalah “Jangan menjadi serupa dengan dunia”. Faktanya umat beribadah adalah umat yang hidup di dunia tentu saja pengaruh dunia tidak mungkin dihindari.
Ada beberapa hal yang perlu kita pahami dalam perintah “Jangan serupa dengan dunia” :
- Pertama, “Janganlah ikut terhanyut hidup dengan sistem dunia”. Sistem dunia berada dalam pemerintahan iblis sehingga jahat adanya karena tidak adanya standar salah atau benar, baik atau jahat, sehingga tak tahu membedakan baik jahatnya atau salah benarnya sebuah perbuatan. Padahal sebagai pengikut Kristus yang hidup dengan standar firman Tuhan harus secara tegas membedakan yang salah dan yang benar untuk mengenal kehendak Tuhan. Istilah sistem dunia mengandung pengertian adalah suatu kehidupan yang terpisah dari Allah, sehingga fokusnya adalah kesenangan dunia tanpa pertimbangan salah atau benar.
- Kedua, bersikap tegas menentang segala nilai yang populer di tengah masyarakat tetapi bertentangan dengan firman Tuhan. Ke depan LGBT bisa saja dilegalkan atasnama hak asasi manusia tetapi orang percaya haruslah menentang dengan tegas karena kapanpun hal itu adalah merupakan nilai duniawi yang bertentangan dengan firman Tuhan. Bukan hanya menentang dosa dan kesalahan tetapi harus pula secara tegas menyuarakan kebenaran karena sesungguhnya manusia membutuhkannya. Tentu saja bukan hanya menyuarakan melainkan menghidupinya juga di tengah masyarakat.
- Ketiga, walaupun harus tetap konsisten mengasihi manusia tanpa mempertimbangkan baik dan jahat, kita haruslah tetap membenci kejahatan dan juga menyukai yang benar. Secara konsisten menolak sikap yang bertentangan dengan firman Tuhan seperti keserakahan, mementingkan diri sendiri, iri hati dan kebencian, tetapi juga konsisten menyelaraskan perilaku dengan cara-cara Allah seperti mengasihi, mengampuni, murah hati dan nilai-nilai hidup mulia sesuai dengan Firman Allah.
Jadi sangat jelas pembaharuan budi tak terpisahkan dengan perubahan-perubahan perilaku seperti juga pernyataan rasul Paulus “Aku memang belum kudus tetapi aku akan selalu berjalan menuju kekudusan itu”. (MT)