Rabu 06 Maret 2024
BERANI MENYUARAKAN KEBENARAN
Bacaan Sabda : Kisah Para Rasul 22:1-30
“Sesudah aku kembali di Yerusalem dan ketika aku sedang berdoa di dalam Bait Allah, rohku diliputi oleh kuasa ilahi. Aku melihat Dia, yang berkata kepadaku: Lekaslah, segeralah tinggalkan Yerusalem, sebab mereka tidak akan menerima kesaksianmu tentang Aku.” (Kisah Para Rasul 22:17-18)
Rasul Paulus sebagai tawanan roh sangat yakin bahwa suara Roh Kudus kepadanyalah yang ditaati sehingga dia kembali ke Yerusalem sebagai tempatnya dibesarkan menjadi orang yang berpegang teguh kepada hukum Taurat. Nubuat Agabus yang melarangnya ke Yerusalem tidak mengurungkan niatnya, tangisan para jemaat pun tak membuatnya menghentikan keinginannya. Dia bertekad kembali ke Yerusalem. Setibanya di Yerusalem Paulus langsung menghadapi masalah besar. Hidupnya terancam, pergerakannya sangat terbatas. Tetapi dalam kondisi sulit inilah dia bersaksi tentang pertemuannya dengan Yesus serta perjalanan penginjilannya yang menjangkau orang-orang Yahudi dan non Yahudi datang kepada Yesus.
Dengan sangat bersemangat dia menjelaskan bahwa Yesus adalah Tuhan yang menyerahkan hidupnya menyelamatkan semua orang tanpa batas-batas suku dan bangsa. Ancaman demi ancaman sangat deras untuk mengusir Paulus dari Yerusalem. Hal itu menuntun Paulus berdoa dengan sungguh-sungguh sehingga rohnya diliputi oleh kuasa Ilahi. Artinya hati dan pikirannya dituntun oleh Roh Kudus dalam kondisi dia sangat sadar, karena orang percaya yang dipenuhi dan dikuasai Roh Kudus tidak kehilangan kesadaran. Orang yang rohnya diliputi oleh kuasa Ilahi terbuka kepada pernyataan dari Allah dalam keadaan dituntun oleh Roh memasuki hubungan yang dalam dengan Allah.
Betapa terkejutnya rasul Paulus karena ternyata Allah memerintahkannya segera meninggalkan Yerusalem. Padahal dia sudah berada dalam perlindungan karena dia sudah memberitahukan bahwa dia adalah warga negara Romawi secara administratif dan hukum. Walaupun dia terlahir sebagai orang Yahudi tetapi dia tidak tertarik lagi dengan kenyamanan Itu demi mentaati tuntunan Roh Kudus untuk keselamatannya. Paulus dimasukkan juga dalam penjara tentunya dalam perlindungan kepala pasukan. Kepala pasukan pun mengadakan penyelidikan tuduhan apa yang ditujukan kepada Paulus. Paulus dihadapkan kepada mahkamah agama tetapi rasul Paulus menghadapi para penuduhnya dengan tenang, ramah dan berani.
Menghadapi imam besar yang sangat dihormati kaum Yahudi, Pauluspun bersikap hormat tanpa mengorbankan kebenaran. Saat Paulus secara tegas mengatakan bahwa kebangkitan Yesus memberi jaminan akan fakta adanya kebangkitan orang mati maka terjadilah perpecahan karena Saduki selalu menentang adanya kebangkitan. Rasul Paulus berbicara kebenaran dengan berani sehingga sedikit banyak mulai membuka wawasan para penguasa.(MT)