Selasa 08 November 2022
ALLAH MENOLAK DAUD
Bacaan Sabda : 1 Tawarikh 22-23
“kata Daud kepada Salomo: ”Anakku, aku sendiri bermaksud hendak mendirikan rumah bagi nama Tuhan, Allahku, tetapi firman Tuhan datang kepadaku, demikian: Telah kautumpahkan sangat banyak darah dan telah kaulakukan peperangan yang besar; engkau tidak akan mendirikan rumah bagi nama-Ku, sebab sudah banyak darah kautumpahkan ke tanah di hadapan-Ku.” (1 Tawarikh 22:7-8)
Daud sangat berambisi membangun bait Allah, tetapi Allah tidak mengijinkan. Daud tidak kecewa atas larangan Allah karena disertai dengan alasan yang jelas. Daud sebagai seorang pahlawan dan raja yang menumpahkan darah, sehingga dilarang Allah membangun bait Allah. Daud berusaha meringankan beban anaknya Salomo dengan cara mengumpulkan berbagai material pembangunan bait Allah. Daud berusaha membangun dirinya menjadi ayah yang baik pada masa tuanya. Hal itu tentu sangat sulit karena dia mempunyai banyak anak dari istri-istrinya. Tetapi usaha Daud untuk menjadi ayah yang baik perlu juga dihargai dan diteladani. Daud berusaha juga mempersiapkan anaknya Salomo untuk membangun bait Allah. Perhatian Daud bukan hanya untuk bait suci tetapi juga untuk anaknya Salomo. Salomolah yang akan mengawasi dan pelaksana proyek bait suci tersebut. Daud pun menasehati dan mengarahkan Salomo agar tetap taat kepada Allah dan sungguh-sungguh mencari Tuhan dan kehendak-Nya dengan segenap hati.
Sikap orangtua kepada anak adalah tak jemu-jemu menasehati dan yang paling utama adala mendisplin dan memberi keteladanan. Daud memberi keteladanan kepada anakntya Salomo, khususnya dalam hidup dekat kepada Allah. Adalah merupakan kerugian besar bagi Daud tak dapat menasehati anak-anaknya dalam hal suami dan ayah yang baik dan setia karena dia tidak memberi keteladanan.
Dalam hal memimpin satu bangsa yang besar dan mengatur tata cara membangun hubungan dengan Allah. Daud bisa karena dalam hal ini dia bisa memberi keteladanan. Kemudian sangat jelas bahwa Daud berdoa untuk anak-anaknya. Semua nasehat Daud kepada anaknya Salomo selalu mengenai taat dan setia dalam membangun hubungan dengan Allah. Daud tidak pernah menasehati anaknya agar menjadi suami dan ayah yang setia. Daud menasehati anak-anaknya hanyalah dalam hal dia dapat dijadikan menjadi teladan bagi anak-anaknya. Tetapi dalam hal mendoakan anaknya, Daud bebas menyatakan harapannya untuk anak-anaknya kepada Allah.
Dalam terang Perjanjian Baru Yesus dan para rasul sangat serius memberi nilai-nilai dalam menjaga kekudusan rumah tangga Kristen, karena mereka betul-betul dapat dijadikan teladan dalam kekudusan hidup. (MT)