Kamis 25 Agustus 2022
DAUD TETAP MENGASIHI ABSALOM
Bacaan Sabda : 2 Samuel 18:1-33
“Maka terkejutlah raja dan dengan sedih ia naik ke anjung pintu gerbang lalu menangis. Dan beginilah perkataannya sambil berjalan: “Anakku Absalom, anakku, anakku Absalom! Ah, kalau aku mati menggantikan engkau, Absalom, anakku, anakku!” (2 Samuel 18:33)
Daud terjerat dalam kondisi memakan buah simalakama dalam menyikapi kejahatan anaknya Absalom. Daud mempunyai tiga pahlawan perang yang setia yaitu Yoab, Abisai dan Itai. Ketiga pahlawan ini sangat tangguh dan cukup untuk mengalahkan Absalom dan pengikutnya yang membangkang kepada raja Daud. Itulah sebabnya penasaehat Absalom Ahitofel memberi nasehat agar menangkap dan membunuh Daud secara tiba-tiba adalah cara tepat untuk meraih kemenangan. Ahitofel mengetahui bhawa ketiga panglima perang Daud tak akan terkalahkan. Nasehat Husai menjadi pilihan Absalom tak terpisahkan dari kendali Allah atas laju sejarah umat pilihan Allah. Husai memberi informasi lengkap tentang rencana penyerangan Absalom dan prajuritnya kepada Daud dan pengikutnya. Yoab, Abisai dan Itai langsung mengatur strategi perang dengan pemberian tugas yang terbagi dengan tiga kelompok sesuai dengan petunjuk raja Daud. Ketiga panglima perang melarang Daud ikut ke medan perang agar Daud aman dan tak terlibat perang dengan anaknya.
Daud dan pengikutnya adalah pihak yang diserang, sehingga peperangan tak mungkin lagi dihindari oleh Daud. Tetapi Daud berpesan kepada Yoab, Abisai dan Itai agar tetap menjaga keselamatan Absalom. Absalom yang sangat berambisi menggantikan ayahnya menjadi raja untuk seluruh Israel turut perperang dengan harapan menang dan membunuh ayahnya. Ambisi dan kebencian telah menguasai Absalom sehingga nafsu perang telah menguasai hati dan pikirannya. Ternyata Absalom dan prajuritnya terpukul mundur, sehingga Absalom tersangkut di pohon dan mati di tangan Yoab. Hari itu terjadi pertumpahan darah yang menewaskan 20 ribu orang Israel. Ketika kabar kematian Absalom sampai kepada Daud, dia menangis hal yang ditakuti Daud terjadi juga. Daud menyatakan lebih baik dia mati menggantikan anaknya Absalom.
Kesedihan Daud bukan karena hanya sekedar oleh kematian seorang anak karena memberontak kepada ayahnya. Raja Daud sadar bahwa fakta kematian anaknya adalah bagian dari hukuman Allah atas dosanya tetapi juga akibat dosa pemberontakan anaknya. Raja Daud berkabung atas kematian anakya Absalom serta tetap pasrah diri kepada Allah karena menerima fakta yang menyakitkan ini sebagai bagian dari kesalahannya. (MT)