Rabu 12 Januari 2022
MENCARI NAMA
Bacaan Sabda : Kejadian 11:1-9
Sabda Renungan : “Juga kata mereka: “Marilah kita dirikan bagi kita sebuah kota dengan sebuah menara yang puncaknya sampai ke langit, dan marilah kita cari nama, supaya kita jangan terserak ke seluruh bumi.” Lalu turunlah TUHAN untuk melihat kota dan menara yang didirikan oleh anak-anak manusia itu” (Kejadian 11:4-5)
Terbukti bahwa manusia yang lahir dalam dosa selalu saja mempunyai kecenderungan hati untuk melawan rencana dan perintah Allah langsung kepada manusia untuk memenuhi bumi. Keturunan Nuh yang semakin banyak itu menggalang kesatuan agar tetap berada di satu tempat untuk mengagalkan rencana Allah. Allah sudah sejak awal memerintahkan agar keturunan manusia itu berpencar memenuhi bumi. Untuk menentang Allah mereka menggalang persatuan dan Allah mengomentari kesatuan ini dengan berkata “Mereka ini satu bangsa dengan satu bahasa untuk semuanya. Ini barulah permulaan untuk usaha mereka; mulai sekarang apapun yang mereka rencanakan, tidak ada yang tidak akan dapat terlaksanakan” (ayat 6). Tetapi Tuhan bertindak untuk menggagalkan rencana mereka. Tuhan segera bertindak mengacaukan bahasa mereka agar mereka terserak ke bumi berdasarkan kelompok sebahasa. Dalam hal ini jelas bahwa Allahlah yang mengendalikan sejarah manusia yang berserak ke bumi menjadi bangsa-bangsa yang berbeda bahasa.
Pada mula pembangunan menara Babel para penentang perintah Allah ini kelihatannya mendapat kemenangan ketika tercipta kesatuan membangun menara Babel yang merupakan lambang kesatuan dan kekuatan melawan Allah. Menara yang mencapai ke langit ini juga mereka harapkan akan membuat nama manusia terkenal hingga setara dengan Allah. Dari sejak manusia jatuh dalam dosa selalu saja ada usaha untuk menyaingi Allah, bahkan kelompok-kelompok tertentu sangat ringan mengatasnamakan nama Allah untuk memberontak kepada Allah. Sesungguhnya yang terjadi adalah dosa menguasai dunia dan melepaskan diri dari Allah walaupun faktanya mereka menyebut nama Allah juga dengan alasan membela Allah. Tanpa mereka sadari mereka telah memposisikan diri lebih hebat dari Allah.
Mereka membangun organisasi Babelisme yang berpusat pada kuasa dan kesatuan manusia. Dasar dan tujuan adalah kesombongan dan pemberontakan kepada Allah. Bila suatu kesatuan dibangun untuk mencari nama Allah akan segera bertindak meleburkannya. Bila pada kesempatan ini mencoba memberi pendapat “Mengapa agama-agama terpecah-pecah menjadi kelompok-kelompok dengan doktrin yang berbeda?” Saya kira hal itu adalah cara Allah untuk mengendalikan sejarah manusia. Bila ada 1 organisasi keagamaan yang bersatu dan kuat disertai dengan niat mencari nama dalam pengertian memposisikan diri lebih berkuasa dari Allah maka dunia akan porak poranda dalam kekuasaannya. Tetapi Allah yang pegang kendali, Dialah yang mengatur sejarah manusia. Perpecahan gereja yang sekat-sekat oleh banyaknya denominasi adalah merupakan kondisi dalam pengendalian Allah. Kesatuan yang dihendaki Allah adalah kesatuan iman bukan kesatuan gereja lokal yang besar. Kalaupun Allah ijinkan gereja lokal yang besar jangan pernah terlibat untuk mencari nama melainkan tetap dan setia memuliakan Allah. (MT)