Rabu 21 April 2021
ETIKA – CARA HIDUP
Etika : – Susila – Kebiasaan baik – Cara hidup
Bacaan sabda : Roma 13:8-14
1 Korintus 15:33-34 “Janganlah kamu sesat: Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik. “Sadarlah kembali sebaik-baiknya dan jangan berbuat dosa lagi! Ada di antara kamu yang tidak mengenal Allah. Hal ini kukatakan, supaya kamu merasa malu.”
Kata etika berasal dari kata Yunani ethos yang dapat diartikan “susila” atau dasar kehidupan yang benar, baik dan indah. Dalam 1 Korintus 15:33, dapat diartikan sebagai kebiasaan hidup yang baik atau pola hidup dan pola pikir yang baik. Jadi susila Alkitabiah berbicara tentang cara hidup yang diatur dan disetujui Allah sesuai dengan firman Tuhan. Tetapi tiap suku bangsa mempunyai etika yang diatur oleh budaya yang mereka anut. Bila etika yang berdasarkan budaya itu bertentangan dengan firman Tuhan maka haruslah dicerahkan berdasarkan firman Tuhan sehingga dapat dikatakan susila Alkitabiah. Dalam Roma 13:8-14, rasul Paulus mengutip sepuluh perintah Allah yang diberikan Allah kepada Musa sebagai etika Alkitabiah. Rasul Paulus memulai dengan larangan berhutang. Tentu bukanlah larangan meminjam dalam hal-hal yang harus karena kebutuhan serius, melainkan berhutang untuk keperluan tak penting dan ketakacuahan untuk membayarnya. Tetapi yang ingin disampaikan rasul Paulus adalah adanya hutang yang tak terbayar dengan materi yaitu hutang untuk mengasihi Allah dan mengasihi sesama manusia.
Susila atau kebiasaan baik atau etika Alkitabiah haruslah lahir dari hati yang mengasihi Allah dan sesama menusia. Mengasihi bukan saja mentaati perintah-perintah positif tetapi juga mentaati perintah-perintah negatif. Dalam Matius 5:13-16 Yesus memerintahkan pengikut-Nya agar hidup menyatakan fungsinya sebagai terang dunia dan garam dunia sebagai wujud dalam hidup sesuai dengan kehendak-Nya dalam menjalani etika Alkitabiah.
Menjadi terang dunia adalah merupakan mentaati perintah positif yaitu hidup dengan kebiasaan baik, seperti mengampuni, menolong, hidup kudus dan lain-lainnya yang tentunya sesuai dengan nilai-nilai firman Tuhan.
Menjadi garam dunia adalah perintah negatif yang harus juga ditaati dalam hidup menjalani etika Alkitabiah. Perintah negatif adalah justru tidak atau jangan melakukan berbagai perbuatan-perbuatan jahat dan salah yang justru bertentangan dengan nilai-nilai kebenaran firman Tuhan.
Perintah positif adalah mengenakan perlengkapan senjata terang sedangkan perintah negatif adalah menanggalkan perbuatan-perbuatan kegelapan. Hidup sesuai dengan etika Alkitabiah bukanlah untuk beroleh selamat melainkan sebagai respon dan ucapan syukur atas keselamatan yang dianugerahkan Tuhan. Jadi jelas betapa pentingnya menjalani hidup dengan etika Alkitabiah sebagai orang yang menghidupi keselamatan dari Allah. (MT)
Hidup secara benar dan baik bukan untuk beroleh selamat melainkan rasa syukur karena sudah selamat.