Kamis 13 November 2025
ALAH ITU ROH
Bacaan Sabda : Yohanes 4:21-26
“Allah itu Roh, dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran.” (Yohanes 4:24)
Allah bukanlah roh sesuatu atau roh tertentu, melainkan Dia adalah Roh. Artinya, roh adalah hakikat dan jati diri-Nya. Ini berarti Allah tidak berwujud dan tidak memiliki tubuh. Saudara mungkin berkata, “Tapi Yesus mempunyai tubuh.” Benar, Tuhan Yesus memang memiliki tubuh, karena Dia adalah Allah yang menjadi manusia.
Untuk membantu kita memahami Allah yang tidak berwujud, Alkitab menjelaskannya melalui banyak cara. Salah satunya adalah antropomorfisme, yaitu ketika Allah digambarkan dengan bentuk manusia. Misalnya, “tangan Tuhan mampu menyelamatkan kita,” “mata Tuhan melihat,” atau “telinga-Nya mendengar.” Allah mengizinkan diri-Nya dilukiskan secara manusiawi agar kita dapat memahami-Nya, tetapi ketika berbicara tentang ibadah, Dia berfirman: “Kamu harus menyembah-Ku dalam hakikat-Ku, yaitu dalam roh dan kebenaran.”
Meskipun Allah adalah Roh yang tak berwujud, Dia juga adalah Pribadi. Allah memiliki sifat-sifat kepribadian—perasaan, akal budi, dan kehendak—seperti yang dimiliki manusia yang diciptakan segambar dengan Allah. Hal inilah yang membedakan manusia dari ciptaan lainnya.
Allah adalah pribadi yang bukan materi; itulah sebabnya Allah tidak kelihatan. Satu-satunya wahyu Allah yang dapat dilihat sepenuhnya adalah pribadi Kristus. Kita dapat melihat realitas Allah melalui apa yang Dia kerjakan, bukan melalui rupa atau wujud-Nya.
Karena Allah adalah Roh, maka pengenalan akan Allah membebaskan kita dari ikatan materialisme. Belajar mengenal Allah berarti mengembangkan hubungan rohani dengan Dia yang adalah Roh. Dengan demikian, kita dapat berhubungan dengan-Nya dalam situasi dan kondisi apa pun, tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu.
Para politisi ingin mengabadikan nama mereka dalam buku sejarah; para atlet ingin mengabadikan nama mereka dalam catatan rekor; para pebisnis ingin mengabadikan nama mereka melalui keberhasilan ekonomi. Namun, semuanya itu akan segera dilupakan, rusak, atau hilang, sebab segala yang bersifat materi tidak akan bertahan.
Sebaliknya, pengenalan akan Allah yang adalah Roh, yang bekerja di dalam dan melalui hidup kita, tidak akan pernah hilang, melainkan akan tetap tinggal dan abadi.
Karena Allah adalah Roh, maka kita tidak akan mengenal-Nya melalui logika semata, melainkan melalui pengalaman spiritual—yaitu saat kita menyembah Dia dalam roh dan kebenaran. MT
Pengenalan akan Allah melepaskan dari ikatan materialisme.





