Minggu 20 Juli 2025
BERANI MATI, TAPI BERANIKAH HIDUP BAGI KRISTUS ?
Bacaan Sabda : 1 Yohanes 2:1-17
“Barangsiapa mengatakan, bahwa ia ada di dalam Dia, ia wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup.” (1 Yohanes 2:6)
Semua umat Kristen mungkin akan dengan cepat berkata, “Saya bersedia mati bagi Kristus!” Tentu saja, karena setelah mati – masuk surga. Enak, bukan? Tapi bagaimana jika pertanyaannya dibalik: “Beranikah kita hidup bagi Kristus?” Pertanyaan ini jauh lebih sulit. Bahkan Rasul Petrus, murid Yesus yang begitu dekat dengan-Nya, pernah menyangkal Yesus hanya karena ditanya oleh seorang perempuan kecil. Dibutuhkan puluhan tahun dan pembentukan karakter hingga akhirnya Petrus benar-benar berani mati sebagai martir demi Kristus. Namun, sebelum membahas berani mati, mari kita mulai dari pertanyaan yang lebih penting: “Beranikah kita hidup bagi Kristus, hari ini, dalam setiap keputusan sehari-hari?”
Penulis sendiri mengakui, setiap pagi saat bangun, ia diperhadapkan pada satu keputusan penting: “Apakah saya bersedia dan berani hidup bagi Kristus hari ini?” Karena hidup dalam lingkungan yang mendukung iman, pertanyaan itu mungkin terasa mudah dijawab. Tetapi bagaimana dengan anak-anak Tuhan yang hidup di lingkungan sekuler, seperti para pedagang, pengusaha, profesional, atau pekerja yang berhadapan langsung dengan kompromi dunia setiap hari? Menjadi Kristen bukan hanya tentang setia beribadah dan siap menyambut kematian yang penuh kemenangan, tetapi juga tentang keberanian untuk hidup setiap hari bagi Kristus – tanpa kompromi terhadap nilai-nilai duniawi. Bahkan, lebih sulit lagi jika hidup kita sedang dipenuhi berkat—sukses, kenyamanan, kekayaan.
Tidak percaya? Lihatlah kisah pemimpin muda yang kaya dalam Markus 10:17–22. Ia hidup sangat agamis, bahkan hormat kepada Yesus, tapi ketika diminta meninggalkan segalanya dan mengikut-Nya—ia mundur dengan sedih. Jadi, mampukah kita hidup bagi Kristus saat semua fasilitas dunia tersedia di hadapan kita? Jawabannya bukan di mulut, tapi dalam tindakan sehari-hari: “Hiduplah sebagai umat yang mencintai Yesus.” Kisah Nyata: Melayani Karena Kasih kepada Yesus. Kelompok Prison Fellowship (PF) adalah komunitas Kristen yang melayani narapidana.
Dalam sebuah wawancara, seorang reporter melemparkan pertanyaan kritis:
- Reporter : “Bukankah semua perbuatan baik membawa manusia ke surga?”
- PF : “Tidak semua yang baik itu benar, tetapi yang benar pasti baik. Dan jalan menuju surga adalah kebenaran. Yesus adalah Kebenaran dan Hidup.”
- Reporter : “Apakah berarti perbuatan Ibu Teresa tidak benar, walaupun ia penuh kasih?”
- PF : “Justru karena dia mengasihi Yesus, dia mengasihi manusia.”
- Reporter : “Apakah Anda benar-benar mengasihi para narapidana yang Anda layani?”
- PF : “Ya, karena kami mengasihi Yesus, dan Yesus mengasihi mereka. Kami tidak melayani untuk sekadar mengikuti ajaran moral, tetapi karena kami mencintai Yesus.”
Hidup mengasihi Yesus akan membuat kita tidak mudah dikompromikan oleh dunia. Kasih kepada Yesus akan mendorong kita melakukan tindakan kasih yang mustahil dilakukan oleh kekuatan manusia semata. Ya, inilah makna sejati dari “Berani hidup bagi Yesus.”
Bukan sekadar bersedia mati suatu hari nanti, tetapi hidup setiap hari dalam kasih, kebenaran, dan pengorbanan bagi Kristus hari ini. MT
Beranilah hidup dan mati bagi Kristus.