Selasa 21 Mei 2024
MENELADANI KRISTUS
Bacaan Sabda : Efestus 5:1-21
Sabda Renungan : “Sebab itu jadilah penurut-penurut Allah, seperti anak-anak yang kekasih dan hiduplah di dalam kasih, sebagaimana Kristus Yesus juga telah mengasihi kamu dan telah menyerahkan diri-Nya untuk kita sebagai persembahan dan korban yang harum bagi Allah.” (Efesus 5:1-2)
Tentu saja supir tidak akan pernah duduk di belakang, dia pasti duduk di depan memegang setir untuk mengendalikan arah perjalanan menuju tujuan. Seperti itulah seharusnya orang percaya terus berada di belakang Yesus melangkah maju menuju tujuan. Tetapi hubungannya dengan karakter maka semua pengikut Kristus haruslah hidup meneladani Kristus. Perintahnya adalah “Hiduplah”.
Pertama: Hiduplah dalam kasih (ayat 1 dan 2). Setelah ada berbagai peringatan mengenai kepahitan dan peringatan maka disusul dengan hiduplah dalam kasih. Sebagai seorang anak Tuhan yang bersentuhan dengan kehidupan banyak orang ternyata kematian bukanlah hal yang paling menyedihkan. Mungkin saja paling banyak air mata bercucuran bukan berarti keadaannya paling menyesakkan hati. Justru paling menyedihkan di alam nyata adalah terjadinya kesalahpahaman antar anak Tuhan sehingga disusul dengan pertengkaran akhirnya ada yang meninggalkan gereja karena tak adanya pengampunan. Mengapa tak terjadi pengampunan? Jawabannya adalah karena hidup dalam kebencian bukan hidup dalam kasih. “Hidup dalam kasih” betul tidak mudah tetapi juga tidak mustahil. Hidup dalam kasih adalah faktor utama dalam kekristenan karena jelas-jelas meneladani Yesus, -jadi walaupun sukar haruslah berusaha menggenapinya.
Kedua “Hiduplah sebagai anak-anak terang”. Yesus adalah terang dunia dan Dia juga menyatakan bahwa pengikut-Nya adalah juga terang dunia. Anak-anak terang disebut juga orang-orang kudus dalam pengertian “orang-orang yang dipisahkan”, sehingga tidak termasuk lagi menjadi bagian dari sistem dunia yang hidup dalam kegelapan. Saat kita percaya kepada Kristus kita memasuki kerajaan Allah dan hidup sesuai sistem kerajaan Allah yang sesungguhnya haruslah hidup sebagai anak-anak terang. Karena orang kegelapan yang terus menerus hidup dalam dosa tidak layak masuk dalam kerajaan Allah.
Ketiga “Hiduplah secara arif”. Maksudnya hiduplah atau berusahalah hidup denagn hati-hati dan seksama. Boleh mengetahui banyak hal tetapi berusahalah menilai seacara hati-hati agar jangan salah memilih yang benar dan tepat untuk diri sendiri. Karena aktif juga berarti menggunakan akal secara benar dan tepat untuk mencari dan melakukan kehendak Allah. Kita dapat melakukan kehendak Allah karena Dia telah mencerahkan budi kita (Roma12:1-2). (MT)