Selasa 02 Mei 2023
LEPASKAN YANG LAIN, MEMEGANG TANGAN TUHAN
Bacaan Sabda : Pengkhotbah 6:1-12
“Ada suatu kemalangan yang telah kulihat di bawah matahari, yang sangat menekan manusia: orang yang dikaruniai Allah kekayaan, harta benda dan kemuliaan, sehingga ia tak kekurangan suatu pun yang diingininya, tetapi orang itu tidak dikaruniai kuasa oleh Allah untuk menikmatinya, melainkan orang lain yang menikmatinya! Inilah kesia-siaan dan penderitaan yang pahit.” (Pengkhotbah 6:1-2)
Salomo menyampaikan suatu kisah yang pahit mengenai seseorang yang bekerja keras selama bertahun-tahun untuk mencapai puncak karir dan keberhasilannya dalam usaha tetapi tiba-tiba segala sesuatu direnggut darinya. Tidak dijelaskan bagaimana semua direnggut darinya, tetapi kemungkinan besar dia mati mendadak karena serangan jantung. Bisa juga karena kesehatannya direnggut darinya yang membuat seluruh tubuhnya lumpuh hingga kematian menjemputnya. Hal seperti ini adalah hal biasa yang bisa menimpa semua orang tanpa terkecuali. Tetapi rekaan peristiwa yang lebih halus adalah masih ada orang yang bekerja keras sehingga sukses dan memiliki segala sesuatu yang diperlukan untuk hidup bahagia di atas muka bumi ini tetapi oleh karena hal-hal tak terduga dia tak dapat menikmatinya. Tidak dapat menikmati mungkin karena seseorang terlalu cepat mati tetapi umur panjang pun bukanlah jaminan orang mampu menikmati apa yang diberikan Allah kepadanya. Jadi sesungguhnya tidak ada seorang pun mampu menikmati kekayaan tanpa berkat Allah.
Menghampiri Allah ibarat anak-anak kecil dengan tangan terbuka meminta berkat. Berdasarkan kebaikannya Allah memenuhi tangan-tangan terbuka itu dengan segala hal yang baik. Dia memberi kehidupan, kesehatan, teman-teman, keberhasilan dan berbagai pemberian yang berguna untuk kehidupan. Seperti anak kecil kita bersukacita menggenggam segala berkat yang baik itu pada tangan kita. Ketika tangan kita sudah penuh Allah memanggil kita untuk bersekutu dengan-Nya. Allah mengulurkan tangannya dan menyuruh kita meraih dan memegang tangan-Nya. Tetapi kita tak dapat melakukannya karena tangan kita penuh. Tuhan melanjutkan singkirkanlah semuanya itu raihlah tanganku. Kita berkata sulit bagi kami untuk menyingkirkannya. Allah berkata engkau harus melakukannya. Ketidakrelaan melepaskan untuk meraih tangan Allah adalah penyebab utama tak mempunyai karunia untuk menikmati kekayaan. Padahal bila saja siap melepaskan diri dari kekayaannya bukan berarti kehilangan kekayaan tetapi beroleh kemampuan untuk menikmati kekayaan.
Sebab itu berdoalah supaya lepas dari godaan terlalu erat menggenggam kekayaan, karena saat kita mulai merenggangkan tangan kita maka saat itulah kita mampu menikmatinya. (MT)