Rabu 14 Desember 2022
MENYIKAPI KETIDAKADILAN
Bacaan Sabda : Nehemia 5:1-19
“Akan tetapi pada tahun pertama zaman Koresh, raja negeri Babel, dikeluarkanlah perintah oleh raja Koresh untuk membangun rumah Allah ini.” (Ezra 5:13)
Nehemia sangat marah melihat keadaan penduduk Yerusalem saat mendengar keluhan penduduk Nehemia segera mengetahui fakta-fakta ketidakadilan ternyata sudah sangat merajalela di Yerusalem. Ada 2 hal yang terjadi membuat ketidakadilan tersebut :
- Golongan kaya menindas orang miskin. Fakta perbedaan orang miskin dengan orang kaya adalah hal yang biasa. Tetapi waktu membuat perbedaan itu semakin tajam oleh dosa kesombongan si kaya dan kepasrahan si miskin kepada nasib. Biasanya orang kaya adalah kaum bangsawan dan pejabat. Kesombongan mereka adalah merupakan dasar utama merendahkan dan menindas orang miskin. Mungkin saja kemiskinan terjadi karena kemalasan. Sehingga terbiasa meminjam untuk makan, dan lama kelamaan mereka menggadaikan tanah. Tetapi tidak menutup kemungkinan kemiskinan terjadi oleh bencana dan juga sebagai korban keadaan. Lama kelamaan kesombongan membuat golongan kaya memaksa orang miskin yang tak mampu membayar hutang menyerahkan anak-anak mereka menjadi budak. Golongan miskin terpaksa merelakannya dari pada mati kelaparan.
- Golongan orang kaya mempunyai dosa keserakahan. Keserahan membuat mereka memanfaatkan masa sukar memeras sesamanya. Masa sukar biasanya orang serakah menyatakan keburukan tabiatnya. Maka terjadilah orang kaya semakin kaya karena tak segan-segan memeras orang miskin yang terpaksa pasrah kepada nasib untuk mempertahankan hidup.
Melihat keadaan ini Nehemia sangat marah. Kemarahan Nehemia ini adalah merupakan kemarahan saleh karena ditujukan untuk memperbaiki keadaan. Kemarahan Nehemia adalah merupakan keharusan sebagai suatu pembuktian kepedulian terhadap penderitaan orang tak bersalah yang hidup dalam kekurangan sebagai korban keadaan dan korban ketidakadilan. Sikap gubernur Nehemia ini adalah sikap seorang yang menghormati Allah yang terwujud melalui sikap hormatnya dan kepeduliannya kepada harkat seorang manusia.
Kemarahan Nehemia sebabai seorang pemimpin ditujukan langsung kepada para orang kaya yang tentu adalah orang-orang yang sangat berpengaruh di tengah-tengah masyarakat. Ternyata kemarahan Nehemia dengan alasan kuat dan benar sangat diresponi penduduk khususnya para orang kaya dengan baik. Merekapun membuat janji akan memperbaiki keadaan. Hal itu berarti para pelaku ketidakadilan berjanji untuk bertobat. Kemudian Nehemia secara tegas untuk membuat komitmen bersama pelaku ketidakadilan agar betul-betul menepati janji karena pasti ada resiko buruk bila tak menepati janji. (MT)