Selasa 01 November 2022
HADIRAT ALLAH
Bacaan Sabda : 1 Tawarikh 13:1-14
“Mereka menaikkan tabut Allah itu ke dalam kereta yang baru dari rumah Abinadab, sedang Uza dan Ahyo mengantarkan kereta itu. Daud dan seluruh orang Israel menari-nari di hadapan Allah dengan sekuat tenaga, diiringi nyanyian, kecapi, gambus, rebana, ceracap dan nafiri.” (1 Tawarikh 13:7-8)
Daud sungguh tak tenang selama 7 bulan, karena tabut Allah dirampas dan ditahan orang Filistin. Itulah sebabnya Daud mengatur dan memerintahkan rakyat untuk membawa tabut itu ke Hebron sebagai wilayah dalam kekuasaan Daud. Selama pemerintahan Saul tabut itu diabaikan saja dan membiarkan ada di daerah yang dikuasai oleh Filistin. Tabut Allah berhasil dipindahkan atau tegasnya dikembalikan ke Israel dan disimpan di Kiryatyearim yang berjarak 16 KM dari Yerusalem.
Kehadiran tabut Allah disambut Daud dengan pujian dan tarian untuk memuliakan Allah. Tabut Allah selalu diyakini umat Israel sebagai lambang kehadiran Allah yang selalu juga terbukti saat umat melakukan ritual agama sekitar tabut Allah tersebut. Jadi sangat beralasan Daud mengembalikannya ke Israel dan menyambut dengan antusias. Bukan tabut yang dia sambut sebab tabut hanyalah lambang. Daud menyambut kesempatan terbuka kepada umat untuk mengalami kehadiran Allah di tengah umat Israel dan dalam kehidupan masing-masing orang Israel yang membuka hati terhadap kehadiran Allah.
Hal berkat luar biasa ini tertutup bagi Saul, itulah sebabnya dia abai terhadap tabut Allah. Jadi dalam peristiwa hal sikap kepada tabut Allah, Saul mengabaikan tabut Allah haruslah dihindari sedangkan Daud yang menghargai tabut Allah hendaklah diteladani. Karena menurut sikap Daud ini dia mengajarkan kepada umat Allah keberhasilan, damai sejahtera dan kemenangan dalam perjuangan kehidupan dapat diraih bila terus menerus terbuka kepada kehadirat Tuhan dan terus menerus belajar mencari dan bersikap sesuai kehendak Allah. Membuka diri kepada hadirat dan pimpinan Tuhan diwujudkan dengan kehidupan doa yang tekun dan pengabdian diri yang setia kepada Allah.
Ada 2 peristiwa yang saling bertolak belakang berhubungan dengan sikap terhadap tabut Allah:
- Sikap Uza yang memegang tabut Allah karena lembu-lembu yang membawanya tergelincir. Sikap ini dianggap bertentangan dengan firman Allah sehingga Uza terhukum mati di tempat. Seharusnya tak perlu memegang karena hal itu terkategorikan sebagai sikap kurang hormat.
- Keluarga Obed Edom yang menerima tabut Tuhan dengan penuh hormat sehingga keluarganya beroleh berkat. Jadi sikap hormat kepada anugerah Allah termasuk sikap hormat kepada kesempatan melayani yang dikaruniakan Allah adalah cara hidup yang diberkati Allah. (MT)