Rabu 19 Oktober 2022
MANASYE RAJA YEHUDA PENYESAT
Bacaan Sabda : 2 Raja-raja 21:1-26
“Kemudian berfirmanlah Tuhan dengan perantaraan para hamba-Nya, yakni para nabi: Oleh karena Manasye, raja Yehuda, telah melakukan kekejian-kekejian ini, berbuat jahat lebih dari pada segala yang telah dilakukan oleh orang Amori yang mendahului dia, dan dengan berhala-berhalanya ia telah mengakibatkan orang Yehuda berdosa pula.” (2 Raja-raja 21:10-11)
Pemerintahan Manasye yang sangat lama yaitu selama 55 tahun telah menorehkan sejarah buruk bangsa Yehuda. Kemudian digantikan oleh anaknya, Amon walaupun hanya 2 tahun telah memperpanjang sejarah kelam bangsa Yehuda yang terjadi beberapa kali karena dipimpin raja yang lalim. Manasye sangat jauh dari Daud, dia justru mengikuti Ahab dan raja-raja Israel lainnya. Manasye menjerumuskan orang Yehuda kepada masa penyembahan berhala yang sangat lama dalam kegelapan dan penyimpangan. Dalam hal ini Allah tidak selalu menyingkirkan pemimpin yang lalim karena umat tetap bertanggung jawab untuk mentaati atau menolak perintah pemimpin. Kemudian rakyat berhak menuntut pemimpin agar tetap memimpin umat setia kepada firman Allah. Kalau umat secara bersama mendiamkan kesesatan seorang pemimpin berarti umat setuju dengan kesesatannya.
Dalam kepemimpinan atau penggembalaan seorang pendeta bila pendeta melakukan pelanggaran moral yang merusak gereja-Nya, Allah tidak selalu menghukum atau menyingkirkan pendeta tersebut. Karena sesungguhnya Allah memberi tanggung jawab kepada jemaat untuk menolak atau menerimanya. Bila jemaat setuju atau menutup mata kepada kesalahannya berarti jemaat setuju dan ambil bagian dalam dosa kesalahan pendetanya. Dalam hal ini Allah tidak menyingkirkan Manasye berarti Allah ingin melihat sikap umat-Nya, menolak atau mendiamkan rajanyakah? Ternyata umat mendiamkan sehingga umat ambil bagian dalam dosa Manasye. Manasye membuat umat Yehuda berdosa dan umat Yehuda membuat Manasye semakin berdosa, karena tak menegur dan tak membuat perlawanan atas hidup dan kebijakannya yang menentang firman Allah. Padahal pada zaman Manasye umat Yahudi merupakan fokus perhatian Allah sebagai penyandang janji-Nya, karena Israel sebagai mayoritas umat pilihan Allah telah terbuang ke Asyur.
Sebagian besar umat Yehuda pun telah menolak status sebagai umat Allah dan menjerumuskan diri kepada berhala kesia-siaan. Pada zaman modern ini kehidupan beragama sungguh semarak tetapi kita harus tetap mawas diri, jangan sampai menolak Allah demi memperjuangkan dan menegakkan agama. Ingatlah bahwa hanya mereka yang tekun di dalam iman sejati yang memiliki kepastian untuk tetap menjadi umat Allah yang memperoleh keselamatan Abadi. (MT)