Sabtu 09 April 2022
NAZAR DAN PERSEPULUHAN
Bacaan Sabda : Imamat 27:1-34
“Akan tetapi segala yang sudah dikhususkan oleh seseorang bagi TUHAN dari segala miliknya, baik manusia atau hewan, maupun ladang miliknya, tidak boleh dijual dan tidak boleh ditebus, karena segala yang dikhususkan adalah maha kudus bagi TUHAN.” (Imamat 27:28)
Dalam kitab Imamat yang terdiri dari 27 pasal ini sangat lengkap menulis hukum taurat yang diterima Musa di bukit Sinai menjadi undang-undang untuk umat Israel sebagai bangsa pilihan Allah. Dalam pasal 27 sebagai pasal terakhir memberi penjelasan mengenai dua hal yang dikhususkan bagi Allah. Hal yang dikhususkan bagi Allah adalah persembahan umat yang wajib diberikan karena sudah bernazar untuk memberikannya. Jadi kalau sudah berjanji mempersembahkan sesuatu kepada Allah, berarti yang dijanjikan itu sudah menjadi milik Allah karena sudah menjadi sesuatu yang dikhususkan bagi Allah. Bila Allah sudah berjanji kepada umat-Nya, maka yang dijanjikan-Nya itu sudah sesuatu yang pasti digenapi atau ditepati untuk umat-Nya. Tentu disertai dengan syarat karena Allah tak perlu mentaati satu hal sebab Allah berdaulat dan tidak pernah berubah. Jadi bernazar itu baik tetapi pikirkan dulu matang-matang sebelum bernazar kepada Allah.
Hal-hal yang dinazarkan kepada Allah bisa berupa orang (Diri sendiri atau anak), hewan peliharaan, rumah atau tanah yang bisa juga dikembangkan berupa harta yang lain, selain hal-hal yang disebut dalam Imamat 27. Tetapi bila tidak menepati tepat seperti yang dinazarkan boleh diganti dalam bentuk bayaran seperti yang yang disesuaikan dengan hal yang dinazarkan dan kemampuan orang yang bernazar. Allah mengenal umat-Nya yang bisa ingkar pada nazarnya, jadi Dia memberi solusi tanpa menghilangkan tanggung jawab akan kelalaian umat-Nya.
Kemudian yang dikhususkan bagi Allah adalah persepuluhan. Berbeda dengan nazar persepuluhan adalah persembahan wajib bagi umat-Nya sebagai persembahan yang dikhususkan bagi Tuhan. Tentu saja Tuhan tidak membutuhkan uang, karena dikhususkan bagi Tuhan diberikan untuk menyokong suku Lewi sebagai suku Israel yang dikhususkan pelaksana dan penyelenggara ibadah. Kemudian persepuluhan digunakan untuk membantu orang miskin, para janda dan anak yatim. Kalau nabi Maleakhi menyatakan supaya ada makanan dirumah Tuhan dalam pengertian untuk mengisi perbendaharaan dalam membiayai seluruh pelayanan dalam komunitas orang percaya. Jadi jelas ada aturan yang baik untuk ditaati dalam menggunakan persepuluhan. Kesalahan besar bila pendeta zaman now menggunakan persepuluhan untuk memperkaya diri. Jadi bukanlah memberi persembahan persepuluhan yang salah, penggunaan persepuluhan itulah yang salah. (MT)