Jumat 25 Februari 2022
NYANYIAN KEMENANGAN
Bacaan Sabda : Keluaran 15:1-27
Sabda Renungan : firman-Nya: “Jika kamu sungguh-sungguh mendengarkan suara TUHAN, Allahmu, dan melakukan apa yang benar di mata-Nya, dan memasang telingamu kepada perintah-perintah-Nya dan tetap mengikuti segala ketetapan-Nya, maka Aku tidak akan menimpakan kepadamu penyakit mana pun, yang telah Kutimpakan kepada orang Mesir; sebab Aku TUHANlah yang menyembuhkan engkau.” (Keluaran 15:26)
Setelah berulang-ulang menyaksikan dan mengalami sendiri karya Allah untuk menolong dan menyelamatkan umat-Nya, secara spontan Musa dan umat Israel menaikkan nyanyian dan pujian untuk memuliakan Allah. Nyanyian kemenangan ini dikumandangkan untuk merayakan kemenangan Allah dengan peristiwa umat Israel berjalan pada jalan kering buatan Allah di laut merah. Nyanyian kemenangan ini juga adalah merupakan pernyataan syukur kepada Allah atas kesetiaan-Nya menepati janji-Nya untuk membebaskan umat-Nya. Pembebasan dari Mesir adalah sejarah karya Allah atas umat Israel yang menunjuk hal yang lebih luas yang akan terjadi jauh ke depan. Pembebasan manusia berdosa dari hukuman maut sebagai kemenangan Kristus atas iblis, itulah sebabnya dalam Wahyu 15:3 nyanyian orang tertebus disebut “Nyanyian Musa”. Tetapi umat Israel tidak boleh terlena dalam kemenangan, karena mereka harus taat pada petunjuk Allah. Saat tiang awan bergerak mereka pun harus melangkah. Saat tiba di Mara mereka haus dan berusaha mencari air untuk diminum. Sampai di Mara alam menyediakan air buat umat Israel tetapi rasanya pahit. Rasa pahit mungkin saja menjelaskan bahwa air itu kotor. Umat bukan berusaha untuk mengolah atau mentahirkan air malahan mereka bersungut-sungut kepada Musa. Musa pun berseru kepada Tuhan dan memberi petunjuk kepada Musa. Dengan melemparkan sepotong kayu sesuai petunjuk Tuhan air itu pun menjadi manis.
Pada saat itu Allah berjanji akan terus melindungi dan memelihara umat-Nya dari musuh dan penyakit. Tetapi janji Allah ini bersyarat. Syaratnya adalah umat-Nya harus setia dan taat. Itu berarti bila ada kesulitan tidak perlu bersungut-sungut tetapi segera berdoa seperti Musa. Janji Allah ini adalah merupakan pernyataan Allah kepada umat-Nya bahwa Allah jauh lebih ingin menyembuhkan umat-Nya daripada menimpakan penyakit. Tetapi dosa telah membuka jalan untuk umat-Nya bisa ditimpa penyakit. Jadi kapan saja umat-Nya sakit Allah selalu siap untuk menyembuhkan bila umat-Nya berdoa memohon kesembuhan kepada Allah. Tetapi ada juga penyakit sebagai hukuman yang ditimpakan Allah kepada umat yang memberontak kepada Allah. Bila hal ini yang terjadi maka yang diperlukan adalah pertobatan tidak cukup hanya berdoa saja. Tetapi bila Allah menghukum umat-Nya bukanlah karena benci tetapi justru karena Dia mengasihi umat-Nya. (MT)