Kamis 13 Januari 2022
DARI SEM KE ABRAM
Bacaan Sabda : Kejadian 11:10-32
Sabda Renungan : Sarai itu mandul, tidak mempunyai anak. Lalu Terah membawa Abram, anaknya, serta cucunya, Lot, yaitu anak Haran, dan Sarai, menantunya, isteri Abram, anaknya; ia berangkat bersama-sama dengan mereka dari Ur-Kasdim untuk pergi ke tanah Kanaan, lalu sampailah mereka ke Haran, dan menetap di sana. (Kejadian 11:30-31)
Setelah kegagalan pembangunan menara Babel manusia yang tersekat oleh perbedaan bahasa secara pasti berserak memenuhi bumi. Manusia yang berusaha memberontak kepada perintah Allah ternyata tetap berada pada kendali Allah. Bila dipelajari dengan cermat perbedaan bahasa itu berhubungan dengan faktor keturunan.
Dalam Kejadian 10 mencatat manusia berserak-serak dalam tiga bagian:
- Keturunan Yafet ke pantai utara laut tengah dengan Eropa, Asia Utara.
- Keturunan Ham ke Afrika dan Asia Selatan,
- sedangkan keturunan Sem ke tanah datar sungai Efrat dan Tigris, Siria dan Kanaan.
Semua manusia yang beragama yang diwahyukan (Yahudi, Kristen dan Islam) sudah sangat akrab menyatakan bahwa semua manusia adalah keturunan Adam. Tetapi keturunan Adam dari generasi ke generasi menjadi semakin tidak taat kepada Allah. Dunia pun semakin kacau dan hampir dapat dipastikan lebih kacau dari dunia sekarang sehingga Allah menyudahi proyek awal dunia dengan cara menghukum melalui air bah yang berpotensi membinasakan manusia.
Berdasarkan kedaulatan-Nya Allah pastilah memutuskan yang tepat sebagai bagian pemeliharaan-Nya atas dunia. Allah memilih menghukum sebelum musnah oleh kejahatan manusia itu sendiri. Allah melihat ada satu keluarga yang tetap berdiri teguh kepada imannya dan berjuang untuk tetap mentaati Allah. Allah memberi jalan keselamatan kepada keluarga Nuh, menyuruh membangun bahtera. Nuh taat juga, sehingga waktu air bah memusnahkan makhluk hidup hanya keluarga Nuh dan makhluk hidup yang masuk bahtera itu yang hidup. Ketika semuanya berakhir Nuh dan keluarganya berkomitmen mempercayai dan mentaati Allah Sang Pencipta dalam dunia baru setelah air bah.
Tanpa harus melupakan fakta bahwa kita adalah keturunan Adam ada betulnya perlu juga menyatakan kita adalah keturunan Nuh. Dari Sem ke Abram adalah menyerahkan kita akan sutau fakta bahwa Allah terus berkarya melalui sejarah manusia yang terus berkembang dan tak ada peristiwa sejarah yang berada di luar kendali Allah. Dari Sem ke Abram adalah petunjuk bahwa melalui garis keturunan Sem lah sejarah karya Allah secara khusus terus berlanjut kepada lahirnya umat Allah dan juga lahirnya Yesus juru selamat.
Itulah sebabnya kesalahan yang cukup besar bila seorang anak manusia di bumi ini hidup tanpa Allah. Akibatnya cukup besar yaitu binasa. Gereja adalah alat di tangan Allah untuk menyuarakan kebenaran akan fakta Imanuel “Allah beserta kita”. Hanya dalam Yesus lah fakta penyertaan Allah kepada manusia menjadi nyata dan teralami secara faktual. Dalam Yesus penyertaan Allah bukanlah doktrin semata yang patut dipercayakan melainkan hubungan nyata yang layak dialami dan dirasakan serta dipahami. Dia akan terus hadir dalam sejarah perjalanan hidup umat-Nya di dunia kini hingga kelak memasuki keabadian. (MT)