Senin 09 November 2020
FILEMON – JEMAAT DI KOLOSE
Filemon : – Jemaat di Kolose – Tuannya Onesimus – Sahabat rasul Paulus
Bacaan sabda : Filemon 1:1-25
Filemon 1:19 “Aku, Paulus, menjaminnya dengan tulisan tanganku sendiri: Aku akan membayarnya — agar jangan kukatakan: “Tanggungkanlah semuanya itu kepadamu!” — karena engkau berhutang padaku, yaitu dirimu sendiri.”
Filemon adalah seorang jemaat di Kolose yang menyediakan rumahnya sebagai tempat bagi orang percaya beribadah. Jadi boleh disebut bahwa rumahnya dipakai gereja rumah. Surat Paulus kepada Filemon ini adalah salah satu surat dari penjara yang ditulisnya saat ia dipenjarakan di Roma. Surat ini ditulis rasul Paulus untuk dibawa Onesimus kepada tuannya Filemon. Boleh juga disebut bahwa surat ini adalah merupakan surat Paulus untuk merekomendasikan Onesimus kepada Filemon.
Filemon adalah seorang tuan yang baik kepada hambanya. Sebagai pengikut Kristus oleh penginjilan rasul Paulus tentu saja Filemon sangat menghormati Paulus. Itulah dasarnya Onesimus melarikan diri menemui Paulus. Onesimus yang menyadari kesalahan besarnya yang beresiko dia bisa dihukum mati, takut kembali kepada Filemon. Filemon yang dirugikan itu berhak menuntut hambanya untuk dihukum mati. Tetapi Filemon tidak melakukan itu. Memang Filemon kecewa berat karena dia mengasihi hambanya tetapi sepertinya tidak sebatas hamba saja. Sebagai pengikut Kristus tentu saja Filemon berusaha akan membawa hambanya kepada Kristus. Tetapi sebelum hal itu terjadi hambanya sudah melakukan suatu kesalahan yang merupakan kesalahan yang sangat sulit dimaafkan. Tetapi rasul Paulus menyambut kedatangan Onesimus dan segera membawanya kepada Kristus. Sekarang Onesimus harus pulang mengusahakan agar hubungan hamba pencuri yang melarikan diri dari rumah tuannya dengan tuannya pulih. Filemon memang adalah sahabat Paulus tetapi Paulus sangat menyadari kasus ini sangat sensitif. Tetapi karena Onesimus sudah mengikut Kristus, Filemon kemungkinan besar akan mau mengampuninya. Ternyata keputusan Paulus mengembalikan Onesimus kepada Filemon tuannya sangat tepat. Filemon yang membaca surat yang dibawa hambanya sangat terharu dan mengampuni hambanya. Sekarang Filemon bukan lagi mengasihi Onesimus sebagai hamba tetapi sebagai sahabat di dalam Kristus. Filemon sangat menghargai surat Paulus itu sehingga disimpan dengan baik.
Sungguh tak disangka Filemon bila di kemudian hari surat pendek yang hanya terdiri dari 25 ayat itu menjadi salah satu kitab dalam Perjanjian Baru. Surat kiriman ini sebaiknya memotivasi para hamba Tuhan terbiasa dan rajin mencoretkan penanya untuk menulis kebaikan Tuhan. Filemon menyimpannya dengan baik sehingga keasliannya tak pernah dipermasalahkan. Sempat juga surat ini kurang diterima karena terlalu singkat. Tetapi karena nilai kasih dan Pengampunan dalam tulisan ini sangat mulia, pada saat pengkanonan Alkitab tak ada keraguan untuk memasukkannya. (MT)
Menjadi jemaat yang selalu mengasihi dan mengampuni jauh lebih terhormat dari pendeta yang suka menghakimi.