Senin 20 April 2020
ANAK YANG DIMINTA DARI ALLAH
Samuel : – Diminta dari Allah – Diserahkan kepada Allah – Diasuh imam Eli
Bacaan Sabda : 1 Sam. 2:12-361
Samuel 2:18-19 “Adapun Samuel menjadi pelayan di hadapan TUHAN; ia masih anak-anak, yang tubuhnya berlilitkan baju efod dari kain lenan. “Setiap tahun ibunya membuatkan dia jubah kecil dan membawa jubah itu kepadanya, apabila ia bersama-sama suaminya pergi mempersembahkan korban sembelihan tahunan.”
Samuel dibesarkan oleh ibunya sebelum diserahkan kepada Allah dalam asuhan imam Eli. Hana menyadari bahwa Samuel yang diminta dari Allah itu harus diserahkan kepada Allah untuk menepati janjinya. Walaupun hanya sebentar Hana mengasuh Samuel, dia cukup berhasil menanamkan nilai iman kepada Samuel. Hana memanfaatkan waktu yang sempit secara maksimal. Rupanya Hana tak terikat kepada lamanya waktu yang tersedia, sebab baginya adalah kualitas waktu yang tersedia. Tentu tidak mudah bagi Hana menyerahkan Samuel kepada Allah dalam asuhan imam Eli. Tetapi Hana sudah yakin bahwa Samuel sudah siap hidup dalam keluarga imam Eli dengan bekal nilai iman yang ditanamkan kepada anaknya. Hidup dalam keluarga imam Eli pada awalnya pasti membingungkan Samuel.
Sangat jauh berbeda daripada hidup dalam keluarganya sendiri. Paling mengejutkan baginya tentulah perilaku anak-anak imam Eli yang ternyata sangat berkarakter buruk. Untungnya dia sudah dipersiapkan Hana dengan baik untuk hidup takut kepada Allah. Hidup bersama Hofni dan Pinehas kedua anak imam Eli tidak mudah bagi Samuel. Di hadapan Samuel mereka melakukan perbuatan yang sangat buruk yang juga terkategorikan sebagai dosa besar. Tentu saja Eli memperingatkan kedua putranya dihadapan Samuel. Tetapi Samuel menyaksikan kedua putra imam Eli yang sangat dihormatinya itu secara terang-terangan mengeraskan hati dan berbuat dosa tanpa rasa malu. Nasehat imam Eli tidak berpengaruh untuk memperbaiki akhlak mereka sebagai imam. Berbeda dengan Samuel, semua nasehat imam Eli diperhatikan dan ditaati dengan baik. Kalau nilai-nilai kebenaran sesuai firman Tuhan telah diketahui Samuel dari ibunya Hana, tetapi berbagai pemahaman tentang keimamatan tentu saja diterima Samuel dari imam Eli. Samuel mempunyai alasan yang kuat menentang imam Eli tetapi Samuel tidak melakukan. Samuel memilih untuk taat karena bagi Samuel imam Eli adalah pemimpin yang harus dihormati. Samuel tidak terpengaruh kepada Hofni dan Pinehas. Tak tertutup kemungkinan bahwa Samuel ingin menutupi kelemahan imam Eli melalui ketaatannya untuk menunjukkan bahwa dosa Hofni dan Pinehas tidak harus selalu dihubungkan dengan kesalahan imam Eli. Buktinya Samuel hidup benar dalam asuhan imam Eli. (MT)
Berteman dengan orang berkarakter buruk tetap bisa hidup dengan karakter yang baik.