Sabtu 14 Maret 2020
MUSA – DUKUNGAN KELUARGA
Musa : – Seorang bayi – Diangkat dari air – Dukungan kelurga
Bacaan Sabda : Keluaran 2:1-10
Keluaran 2:9 “Maka berkatalah puteri Firaun kepada ibu itu: “Bawalah bayi ini dan susukanlah dia bagiku, maka aku akan memberi upah kepadamu.” Kemudian perempuan itu mengambil bayi itu dan menyusuinya.”
Sama seperti manusia pada umumnya bayi Musa bisanya hanya menangis. Dia tidak tahu bahwa tangisannya itu mengundang bahaya dari orang Mesir suruhan Firaun yang siap membunuhnya. Kebijaksanaan politik Firaun pada waktu itu adalah membunuh semua bayi laki-laki Israel. Semakin lama suara tangisan bayi Musa semakin keras dan semakin susah untuk disembunyikan. Di sinilah peran keluarga hadir. Orangtua pergi mencari pandan, mengeringkan dan menganyamnya menjadi keranjang berbentuk perahu kecil. Kemudian merapatkan dan menutup lubang dengan ter supaya tahan air. Miryam sang kakak pun melakukan perannya menjaga adik agar jangan menangis.
Demikianlah suatu keluarga mempersiapkan bahtera hidup anak yang masih bayi. Karena sang bayi malang yang harus dihanyutkan mengarungi perairan atau sungai yang penuh bahaya melintasi negeri Mesir yang tergolong kafir. Kelahiran dan terlepasnya Musa dari kematian ada persamaannya dengan Yesus. Firaun merencanakan kematian Musa, raja Herodes merencanakan kematian bayi Yesus. Keluarga Musa melakukan perannya menyelamatkan Musa, keluarga Yesus dalam hal ini Yusuf dan Maria melakukan perannya menyelamatkan Yesus.
Melalui kisah Musa yang cukup jelas menyatakan peran keluarga menjadi contoh baik bagi semua keluarga umat Tuhan. Orangtua sepanjang zaman, termasuk orangtua masa kini, haruslah terpanggil dan berusaha mempersiapkan anak-anak mengarungi perairan masyarakat milenial yang jauh lebih berbahaya dari perairan sungau Nil. Pandan yang dianyam rapi adalah merupakan doa orangtua yang tidak putus untuk keselamatan anak-anaknya. Gala-gala dan ter yang membuat keranjang berbentuk perahu kecil itu menjadi tempat yang aman bagi Musa adalah merupakan kasih sayang orangtua kepada anak-anaknya. Sama seperti keluarga Musa yang mengandalkan kuasa dan kedaulatan Allah demikian juga keluarga kita harus terus menerus mengandalkan kuasa dan kedaulatan Allah. Bila terus menerus mengandalkan Allah maka Dia akan bekerja bagi kebaikan yang mengandalkan-Nya.
Dengan sangat pasti Allah menggunakan tangisan Musa untuk menyentuh perasaan putri Firaun, sehingga Musa diselamatkan dari keganasan arus sungai Nil itu. Bila umat Allah dan para orangtua selalu setia mendoakan anak-anaknya dan terus mengoperasikan kasih secara benar, maka Allah akan memakai cara-cara bijak untuk menyatakan kasih dan kuasa-Nya. (MT)
Keluarga hendaklah mempersiapkan anak untuk mampu mengarungi arus kekerasan dunia.