Kamis 20 Februari 2020
SARA – MENEMPUH SEKOLAH IMAN
Sara : – Suatu kesalahan – Tertawa – Keistimewaan
Bacaan Sabda : Kej. 16:1-6; 18:9-15
Kejadian 18:21 “Jadi tertawalah Sara dalam hatinya, katanya : akan birahikah aku, setelah aku sudah layu sedangkan tuanku sudah tua?”
Kejadian 23:1 “Sara hidup 120 tahun lamanya; itulah umur Sara”
Dengan nama Sarai sebelum Allah memberi nama Sara kepadanya adalah masa Sarai menempuh sekolah iman. Sarai harus menyadari ketidaksanggupannya memberikan dan melahirkan seorang anak untuk suaminya Abraham. Tentu Sarai sangat terpukul, karena gagal memberikan keturunan kepada Abraham sehingga dia melakukan suatu kesalahan. Ia menyarankan agar Abraham menghampiri Hagar hambanya agar dapat memberi kan keturunan kepada Abraham.
Di Mesopotamia biasanya seorang istri yang mandul mengizinkan suaminya menghampiri hambanya agar melahirkan seorang anak dan otomatis diterima sebagai anaknya dengan suaminya. Tetapi tentu tidak dapat tradisi dijadikan alasan yang tepat dan membenarkan kesalahan Sarai. Tidak akan pernah dibenarkan melakukan cara-cara dan sistem duniawi untuk mencapai tujuan Allah. Tidak lama Sarai segera sadar akan kesalahan dan kebodohannya karena Hagar menghina Sarai. Sarai mendapat suatu pelajaran yang sangat berharga. Dia menyadari cara yang dianggap benar dapat menjadi musuh yang melemahkan imannya.
Allah tetap pada rencana-Nya walaupun Sarai telah melakukan kesalahan besar. Allah datang memperbaharui janji-Nya kepada Abraham akan kepastian lahirnya anak perjanjian yang membuat Sarai tertawa setengah mencemooh. Allah tak terganggu, cukup hanya dengan menegur atas kesalahannya. Sarai terus belajar dan belajar, akan suatu fakta bahwa “Bagi Allah tidak ada yang mustahil”. Sesudah dia mantap dengan keyakinannya akan ke-Mahakuasa-an Allah dia pun hidup bahu-membahu dengan suaminya bersama menyambut kegenapan janji Allah yaitu kelahiran Ishak. Ishak adalah anak mujizat Abraham dan Sarai yang lahir pada masa tua mereka. Tuhan mewujudkan kemahakuasaan-Nya setelah mereka lulus dari sekolah iman. Abraham dan Sarai melihat secara jelas bahwa cara Allah akan tetap dalam mencapai rencana-Nya. Sarai adalah suatu fakta bagi semua pengikut Kristus untuk memberi pelajaran. Walaupun umat-Nya sudah berusia lanjut tetap masih mempunyai banyak kesempatan mengalami penggenapan janji Allah. Usia lanjut memang berpotensi mencemaskan dapat dimaklumi. Tetapi pada saat itulah sikap yang tepat menjadikan Tuhan menjadi tumpuan pengharapan. Sarai yang memperoleh keistimewaan seorang perempuan dalam Alkitab. Satu-satunya dicantumkan usianya. Hal ini menunjukkan bahwa Sarai mengalami hal-hal yang luar biasa dalam Tuhan justru pada masa tuanya. (MT)
Bila harapan belum tercapai sesuai janji Allah, berarti Allah sedang membawa umat-Nya sekolah iman.