Minggu 17 November 2019
KESETIAAN ALLAH
Ester 5:1 – 6:13; Mazmur 106; Yohanes 14:24-48
Ayat Mas / Renungan
Mazmur 106:13-15 “Tetapi segera mereka melupakan perbuatan-perbuatan-Nya, dan tidak menantikan nasihat-Nya; mereka dirangsang nafsu di padang gurun, dan mencobai Allah di padang belantara. Diberikan-Nya kepada mereka apa yang mereka minta, dan didatangkan-Nya penyakit paru-paru di antara mereka.”
Mazmur 106 adalah suatu penjelasan penting yang membedakan sikap Allah kepada umat-Nya dengan sikap umat Allah kepada Allahnya. Allah itu setia mengasihi umat-Nya, setia menggenapi janji-Nya serta setia memberkati dan melindungi umat-Nya. Tetapi umat Allah yang dikenal melalui ketegaran hatinya berulang kali memberontak kepada Allah, berulangkali pula murtad dan mempraktekkan penyembahan yang menyimpang. Tetapi bila umat-Nya sadar akan dosa mereka memohon ampun dan bertobat, Allah pun mengampuni dan memulihkan umat-Nya. Umat yang sering lupa akan kebaikan Allah ini berulang kali melakukan kesalahan yang sama, tetapi Allah selalu menerima dan mengampuni umat-Nya.
Jadi betul pernyataan pemazmur “Bahwasannya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya”. Padahal faktanya setiap umatnya jauh dari Allah, selalu saja mereka terhukum. Bukan Allah yang menghukum tetapi dosa itulah yang menghukum mereka. Lagi pula bila umat-Nya jauh dari Allah biasanya mereka akan menuruti keinginan berdosa yang secara otomatis mendatangkan berbagai penderitaan yang menimpa mereka. Faktanya segala sesuatu gaya hidup di luar kehendak Allah selalu mendatangkan penderitaan. Itulah sebabnya semua umat Tuhan hendaklah menjauhkan diri dari perilaku yang bertentangan dengan firman Allah. Semua orang yang mengeraskan hati memuaskan keinginan berdosa mementingkan diri sendiri sama saja mengundang penderitaan atas diri sendiri. Bila umat mengeraskan hati, Allah terkadang membiarkan saja. Maka terjadilah kekeringan rohani yang disusul oleh bencana jasmani. Jadi jangan senang dulu bila terasa aman abai dalam kerohanian. Karena bila Allah membiarkan mengejar hal-hal yang bertentangan dengan kehendak-Nya adalah agar kita belajar dari kesalahan dan kegagalan sendiri.
Ada banyak cara-cara keinginan berdosa dan mengabaikan hubungannya dengan Tuhan:
- Semua waktu yang ada dihabiskan demi ambisi berada di puncak karir.
- Ada pula yang membangun hubungan asmara yang tidak kudus, mengumbar nafsu seks liar yang bertentangan dengan firman Tuhan.
Bila akhirnya mengalami kegagalan untuk mencapai kesejahteraan bukanlah hukuman Allah atas kesalahan. Tetapi yang betul adalah hal-hal yang menyimpang dari kehendak Allah itu memang mempunyai dampak yang sangat merusak dan menyulitkan diri sendiri. Tetapi Allah selalu menunggu umat-Nya agar segera sadar kesalahan karena “bahwasanya untuk selamanya kasih setia-Nya”. (MT)
Allah yang setia selalu menunggu umat-Nya yang murtad kembali kepada-Nya.