Sabtu 12 Oktober 2019
KOMITMEN KEPADA FIRMAN ALLAH
2 Tawarikh 16-17; Mazmur 78:1-20; Yohanes 12:27-50
Ayat Mas / Renungan
2 Tawarikh 17:9-10 “Mereka memberikan pelajaran di Yehuda dengan membawa kitab Taurat TUHAN. Mereka mengelilingi semua kota di Yehuda sambil mengajar rakyat. Ketakutan yang dari TUHAN menimpa semua kerajaan di negeri-negeri sekeliling Yehuda, sehingga mereka tidak berani berperang melawan Yosafat.”
Raja Asa cukup teguh hidup dalam kebenaran dengan waktu yang lama. Alkitab menjelaskan bahwa hati raja Asa tulus iklhas seumur hidupnya. Tetapi bukan berarti raja Asa tidak pernah berbuat kesalahan. Pada saat Yehuda menjadi negara yang kuat di bawah kepemimpinannya dia lengah karena mulai bersandar kepada kekuatannya. Akhirnya dia diserang penyakit pada kakinya yang membawanya kepada kematian. Kisah Asa ini mengingatkan kita kepada firman Allah 1 Korintus 10:12 “siapa yang menyangka bahwa ia teguh berdiri, hati-hatilah supaya ia jangan jatuh”.
Betul juga peribahasa “tak ada gading yang tidak retak”. Tetapi raja Asa wafat secara terhormat dan berhasil mempersiapkan anaknya Yosafat melanjutkan pemerintahan umat pilihan Allah ke arah perjalanan bangsayang semakin baik. Berbeda dengan Asa, Yosafat menghadapi musuh yang berusaha membangun kekuatan selama pemerintahan raja Asa. Kekuatan musuh yang dihadapi Yosafat begitu besar, tetapi sama sekali tidak menggentarkan Yosafat dan rakyat Yehuda. Yosafat memotivasi umat berdiri dengan tegar dalam iman tetapi sujud dengan penyerahan teguh kepada Allah. Suatu tindakan berani dan tenang dilakukan oleh Yosafat. Dia membentuk suatu tim untuk mengajarkan hukum taurat ke seluruh kota-kota di Yehuda. Hal ini dilakukan untuk menjaga agar kebangunan rohani yang sudah dimulai ayahnya raja Asa tidak memudar. Lagipula kebangunan rohani haruslah dilandasi oleh firman Allah. Karena kebangunan rohani tanpa komitmen taat Firman bisa terjebak kepada emosionalisme. Hal ini berlaku dalam umat Allah Perjanjian Lama dan umat Allah Perjanjian Baru. Gerakan rohani apapun yang tak berlandaskan firman Allah dan tanpa komitmen taat Firman tidak akan tahan lama karena mudah terjebak kepada pemahaman yang ekstrim seperti emosionalisme dan humanisme.
Fakta sejarah kerajaan Allah dan gereja mencatat bahwa semua gerakan dan kebangunan rohani muncul dari suatu komitmen untuk memproklamasikan firman Allah yang dipahami secara benar dan baru. Semua kebangunan dan gerakan rohani sejati hanya dapat bertahan lama bila disertai dengan sikap menjadikan firman Allah menjadi standar moral dan standar kebenaran. Dalam hal ini Yosafat benar-benar fokus memperjuangkan agar kebangunan rohani terus digemakan diseluruh negeri. Ancaman dari negara-negara tetangga tentu mengganggu perhatian Yosafat, tetapi sama sekali tidak mengganggu perhatian komitmennya kepada firman Allah. Ternyata mujizat nyata, tanpa perlawanan negara-negara tetangga dilanda ketakutan kepada Yehuda. (MT)
Komitmen kepada firman Allah adalah mempelajari melakukan dan membagikan Firman.