Rabu 21 Agustus 2019
HALAL DAN BERGUNA
1 Raja-raja 19; Amsal 3; 1 Korintus 6
Ayat Mas / Renungan
1 Korintus 6:12, 17 “Segala sesuatu halal bagiku, tetapi bukan semuanya berguna. Segala sesuatu halal bagiku, tetapi aku tidak membiarkan diriku diperhamba oleh suatu apa pun.“Tetapi siapa yang mengikatkan dirinya pada Tuhan, menjadi satu roh dengan Dia.”
Korintus merupakan kota metropolitan Yunani yang terkemuka pada zaman rasul Paulus. Penduduk kota Korintus tergolong makmur. Sebagai sebuah kota yang kaya secara materi bukanlah termasuk kota yang kaya secara moral melainkan kota yang menganggap kebejatan moral menjadi hal yang biasa. kota yang dianggap sebagai kota yang penduduknya maju dan beradab ternyata dosa merajalela yang terkenal karena perbuatan cabul serta praktek seks bebas yang mengumbar dan mempertontonkan hawa nafsu seks yang liar. Penduduk kota Korintus terkenal angkuh secara intelektual. di kota dalam kondisi peradaban yang buruk ini Rasul Paulus memberitakan Injil dan berdiri pula sebuah gereja lokal. Gereja di Korintus adalah jemaat lokal yang beranggotakan orangYahudi dan bukan Yahudi tetapi lebih banyak adalah orang yang bukan Yahudi. Hanya delapan belas bulan rasul Paulus melayani gereja meletakkan dasar iman dan moral di Korintus. Setelah ditinggalkan rasul Paulus, gereja tetap maju dalam hal jumlah orang percaya, tetapi dalam hal kehidupan moral sungguh sangat lemah walaupun terhitung lebih baik dari orang-orang di luar gereja. Seperti biasanya rasul Paulus selalu berusaha memonitor gereja-gereja yang didirikan dan gereja yang pernah dikunjunginya.
Dia sangat sedih mendengar kondisi kehidupan moral gereja di Korintus. Itulah sebabnya rasul Paulus menulis suratnya kepada jemaat Korintus. Rasul Paulus ingin memperbaiki melalui tegoran tegas agar jemaat di Korintus meninggalkan percabulan yang dianggap orang Korintus merupakan pelanggaran remeh tetapi bila ditinjau dari standar moral Kristen adalah merupakan pelanggaran serius. Rasul Paulus menjelaskan bahwa kehidupan moral pengikut Kristus bukan hanya diukur melalui konsep haram atau halal, tetapi perlu juga pertimbangan berguna atau tidak berguna. Rupanya gereja di Korintus sempat terlibat kepada paham antinomianisme yang merupakan paham yang anti norma dan aturan. Mereka menganggap mereka berhak melakukan segala sesuatu yang mereka inginkan. Itulah penyebab runtuhnya kehidupan moral sebagian anak Tuhan. Rasul Paulus tegas menegur dalam hal melindungi supaya jangan mempengaruhi orang percaya lainnya. Rasul Paulus menunjukkan akibat kebejatan seksual dengan perempuan asusila maka dia telah mengikatkan diri dengan perempuan tersebut yang berakibat merusak diri sendiri. Untuk mencegah hendaknya terus mengikatkan diri kepada Tuhan agar satu roh dengan Tuhan.(MT)
Hidup tidak cukup diukur dari halal atau haram tetapi dari berguna, membangun atau tidak.