Sabtu 06 Juli 2019
PEMENANG SEJATI
1 Sanuel 17:1-54; Mazmur 62; Roma 8
Ayat Mas / Renungan
Roma 8:37-39 “Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita.“Sebab aku yakin, bahwa baik maut, maupun hidup, baik malaikat-malaikat, maupun pemerintah-pemerintah, baik yang ada sekarang, maupun yang akan datang,“atau kuasa-kuasa, baik yang di atas, maupun yang di bawah, ataupun sesuatu…”
Bila seseorang gagal dalam hidup rohaninya pasti bukanlah karena kekurangan kasih karunia Allah, bukan pula oleh pihak luar berupa kesulitan. Tetapi sudah dapat disimpulkan hal itu terjadi karena kegagalan diri sendiri membangun hidup kerohaniannya. Jadi bila mencoba menyalahkan Tuhan dan keadaan serta sesama tidaklah tepat dan sungguh kurang bijaksana. Belakangan ini komunitas di mana saya menjadi seorang anggotanya terkejut oleh suatu peristiwa menjadi mualafnya seorang teman. Cukup mengejutkan karena dia adalah seorang gembala jemaat. Seperti biasanya masing-masing anggota komunitas memberi komentar. Tiba-tiba ada komentar dari anaknya yang mencoba menyalahkan para pelayan Tuhan lain yang kurang memberi perhatian saat gembala yang menjadi mualaf ini menghadapi kesulitan. Selidik punya selidik rupanya factor ekonomi adalah salah satu penyebab dia memutuskan menjadi mualaf.
Prihatin juga bila faktor ekonomi penyebabnya, sungguh membuat beberapa dari teman pelayan Tuhan merasa bersalah, karena seharusnya dia bisa membantu, tetapi faktor hambatan komunikasi membuat dia tidak tahu sama sekali. Tetapi menurutku tak perlu ada orang yang merasa bersalah, karena apapun alasannya itu sudah merupakan pilihannya. Bila ada pihak yang harus disalahkan tentu dia sendirilah. Perlu juga kita tahu bahwa hal yang sama ke depan akan semakin banyak. Tetapi tidak kalah banyaknya pula orang di luar Tuhan mengambil keputusan untuk menjadi milik Tuhan. Hanya sebaiknya siapapun yang mengambil keputusan tidak perlu menyalahkan apa dan siapa pun atas keputusannya.
Perjuangkan dan hidupi saja keputusannya dengan baik. Bila ditinjau dari terang firman Allah, bila seseorang meninggalkan Tuhan sudah pasti penyebabnya adalah kelalaiannya meningkatkan kehidupan di dalam Yesus. Karena bila sungguh-sungguh hidup dalam Yesus sudah pasti dia menikmati indahnya kasih Allah karena sesungguhnya kasih Allah hanya dapat nyata dialami “hidup di dalam Kristus Yesus”. Bila kita hidup dalam Yesus tak akan pernah terpisah dari kasih Allah. Rasul Paulus mengalami kelaparan. Dia juga mengalami aniaya, difitnah dan disalahkan serta di pandang rendah oleh sesama pemberita Injil. Dia di penjara tanpa keputusan pengadilan. Tetapi karena dia hidup dalam Yesus, semuanya itu tidak ada yang mampu memisahkannya dari kasih Allah. (MT)
Semua orang beriman haruslah berjuang untuk menjadi pemenang sejati.